CHAPTER 18

2105 Kata

Mirza dan Gita telah tiba di basement apartemen. Turun dari mobil, keduanya berjalan memasuki gedung apartemen dan menuju unit kediaman Mirza. Tidak ada percakapan yang terjadi, masing-masing dari mereka hanya diam seribu bahasa. Sebenarnya, sejak tadi Gita merasa tidak nyaman hati karena sudah berbicara lancang kepada Mirza. Namun entah kenapa, lidahnya begitu kelu untuk meminta maaf atau hanya sekedar memulai obrolan. ‘Ting!’ Pintu lift terbuka lebar, keduanya bergegas masuk ke dalam sana. Mirza segera menekan tombol lift untuk menuju unit miliknya. Sedangkan Gita, perempuan itu hanya diam dan menatap ke arah lantai. “Selama gue di Jakarta, lo tetap harus bekerja seperti biasa. Lo boleh nggak menginap di rumah itu. Tapi lo harus tetap membersihkannya setiap hari,” kata Mirza membuka s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN