Bab 22

1058 Kata

Aku masih setengah sadar mendengar kata Mas Dion, apa mungkin aku salah dengar. Mas Dion dengan cepat mengambil jaket dan kunci motornya bersiap pergi ke Rumah sakit. “Nisa, ayo cepat!” pekik Mas Dion saat melihatku hanya diam saja. Aku langsung tersadar dan beranjak dari dudukku, aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. “Sayang, aku tinggal sebentar ya! tidak apa-apa kan kau di rumah sendiri!” Pamit mas Dion kepada Mbak Nara. “Iya Sayang, aku gak apa-apa,” balas Mbak Nara tersenyum. Mas Dion mencium lembut kening Mbak Nara lalu berjalan keluar mengambil sepeda motornya yang berada di belakang. “Mbak Nara, aku pergi dulu ya.” “Iya Nisa, kau harus sabar ya. Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya,” ucap Mbak Nara menguatkanku. Aku memeluk mbak Nara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN