Sebuah Permintaan

1840 Kata

“Aku—“ “Berapa banyak kebohongan yang kamu sembunyikan dari nenek hm?” suara nenek Ratna terdengar lagi dan tuan Malik yang berada di belakangnya sama sekali tak berkutik. Sungguh ruang tamu mewah yang biasa sunyi, kali ini seperti ruang eksekusi yang siap memberikan Rayyan hukuman mati. “Satu, dua, sepuluh atau bahkan ... seratus?” “Nenek?” Rayyan mengikir jarak. Mendekati nenek Ratna yang duduk jemawa dengan raut wajah memberengut kesal. Sangat terlihat jelas apalagi saat nenek Ratna membuang pandang begitu Rayyan hendak meluluhkan hatinya seperti biasa. “aku minta maaf. Sungguh aku tidak bermaksud membawa Hazira ke luar kota tanpa berpamitan.” “Lalu tidak memberitahu setelahnya kalau kalian sudah kembali dan saat ini Hazira sedang berada di rumah sakit?” tangan nenek Ratna bergerak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN