Laura kembali bekerja, dan dirinya tadi pagi diantar oleh Hersey ke tempat kerjanya. Dan tentunya itu hanya sampai di pakiran. Pria itu tidak mau membuat namanya akan menjadi jelek karena ketahuan dirinya bermain belakang dan menduakan Stella.
Dia sebenarnya bisa saja mengantarkan Laura ke dalam dengan menjaga jarak sedikit dengan Laura. Namun dirinya tidak bisa juga melakukannya, karena dirinya harus ke kantor sekarang ada rapat. Dirinya ingin sekali Laura berhenti bekerja, dan hanya menunggu dirinya di rumah, namun wanita itu belum memutuskan untuk menjadi istrinya atau tidak.
“Laura, kau terlambat datang dan kemarin kau juga libur dan ntah kemana. Padahal kemarin toko sangat ramai sekali, dank au tahu?” Laura menggeleng ketika temannya bertanya padanya. Dia mana tahu tentang itu. Soalnya temannya belum memberitahukan pada dirinya.
“Pria yang datang kemarin membeli banyak make up di sini, dan dia bertanya tentang dirimu. Kau itu mempesona,” kata salah satu temannya.
Laura mendengarnya hanya tersenyum tipis, dirinya memang sering mendapatkan pelanggan pria yang bahkan menawarkan untuk tidur atau jadi simpanan mereka. Namun Laura menolak, dirinya tidak mau melakukan itu. Tapi, sekarang dirinya malah terjebak dengan Hersey—lelaki yang menghabiskan malam panas dengan dirinya.
Ya. Dia akui, kalau dirinya sangat lemah kalau sudah berhadapan dengan Hersey. Lelaki itu mempunyai pesonanya sendiri, yang membuat dirinya mampu memberikan segalanya pada lelaki itu. Termasuk dirinya sendiri. Dan dia sekarang menjadi bingung, apakah dirinya harus menerima untuk menjadi istri kedua pria itu? Yang dirinya tahu, kalau Hersey itu dan istrinya tidak memiliki hubungan sebaik itu.
“Laura! Kamu ngelamun?”
Laura terkejut dengan temannya yang menepuk pundaknya beberapa kali. Laura menggeleng pelan, dan dirinya tersenyum melihat pelanggan yang memasuki tokonya. Dia menyuruh pelanggan itu untuk memasuki toko.
“Lipstick ini tidak ada warna lebih gelap?” tanya pembeli yang melihatkan lipstick yang dipegang olehnya pada Laura.
Laura mengangguk, dan mulai mencari lipstick yang dibilang padanya, dan dia memberikan pada pembeli itu. Dan pembeli itu melihat beberapa produk yang lainnya. Dan dirinya memberikan semuanya pada Laura.
Laura membawanya menuju meja kasih. “Nona, total semuanya tujuh ratus dua puluh tiga dollar,” kata Laura.
Wanita itu memberikan kartunya dan mengambil barangnya yang sudah dibungkus oleh Laura. Dirinya keluar dari dalam toko, meninggalkan Laura yang tersenyum. Dirinya menatap pada ponselnya dan ada beberapa pesan dari Hersey yang menanyakan dirinya sedang apa sekarang. Laura membalas pesan pria itu. Dan mengatakan kalau dirinya sedang bekerja.
Pria itu mengirimkan sebuah video padanya. Laura membuka video itu, dan dirinya terkejut dengan video apa yang dikirimkan pada dirinya. Sebuah video dewasa yang mana di dalamnya terdapat lelaki dan perempuan bersetubuh dengan gaya kasar dan juga jangan lupakan, perempuan dalam video itu memakai pakaian karakter dari hewan.
‘Kau mau mencobanya?’
Laura merasakan pipinya tersipu malu membaca pesan yang dikirimkan oleh Hersey pada dirinya. Dia bukannya tidak mau mencobanya, malahan sekarang dirinya merasakan bagian bawah tubuhnya berkedut dengan melihat video itu saja.
Laura segera mematikan ponselnya, ketika melihat beberapa temannya berjalan mendekati dirinya. Dan ada dibeberapa mereka yang mengedipkan mata ketika melihat sepasang suami istri memasuki toko mereka. Dan lelaki itui yang terus melihat pada mereka.
“Dia pria kaya sepertinya. Aku ingin menikmati satu malam dengannya untuk mendapatkan uang tambahan,” ujar salah satu teman Laura yang berdiri di samping Laura.
“Hei! Dia targetku! Dia akan memberikan uang lebih sepertinya, kau jangan ganggu targetku!” kata yang satunya lagi.
“Bagaimana kalau kita threesome saja?” usul salah satu wanita yang pertama kali ingin menggoda lelaki itu.
“Ide yang bagus. Kita sudah jarang threesome bukan?” tanya wanita itu.
“Ya, dan aku sangat ingin menikmati milik lelaki itu di dalam milikku.” Ucap wanita itu dan berjalan mendekati lelaki itu, dirinya sudah mengeluarkan ponselnya, dan melihatkan nomornya pada pria itu dan tidak ketahuan oleh istri pria itu.
Laura yang melihatnya hanya bisa menggeleng pelan, dirinya tidak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh kedua wanita itu. Dirinya tidak tertarik menggoda setiap pelanggan yang datang ke sini, karena dirinya di sini betul-betul bekerja dan tidak akan terayu dengan mencari uang yang banyak.
“Laura, kau tidak mau mencobanya? Kau harus mencoba untuk menyimpang? Lagian menikmati tubuh pria kaya raya dan mengambil duit mereka itu hal menyenangkan. Dan seks itu membuat ketagihan,” ucap salah satunya.
Laura tersenyum tipis, dalam hatinya dia membenarkan, kalau seks itu membuat ketagihan. Dan seharian kemarin dirinya dengan Hersey selalu melakukannya. Dan dia masih ingat dengan dirinya yang duduk di paha pria itu dan melakukan dengan dirinya yang memegan payudaranya dan Hersey yang tampak sangat b*******h dengan apa yang dilakukan oleh dirinya.
Sialan!
Laura merasakan bagian bawahnya yang basah hanya membayangkan adu kulit bersama dengan Hersey. Laura tersenyum sombong pada teman-temannya yang bekerja di sini.
“Aku sudah memiliki sugar daddy sendiri. Dan dia pandai memuaskanku, dan jangan lupakan dia memberikanku uang yang banyak.” Ucap Laura, hal itu harus disombongkan. Karena temannya harus tidur dengan banyak pria dulu untuk mendapatkan uang yang banyak.
Sedangkan dirinya hanya tidur dengan Hersey, dan dirinya sudah mendapatkan uang yang banyak. Dan jangan lupakan, dirinya ditawarkan untuk menjadi istri pria itu juga. Dirinya hanya butuh waktu lagi untuk berpikir menerima Hersey menjadi suaminya.
“Waw! Laura yang kita kenal tidak pernah mau untuk menggoda lelaki dan bahkan seperti orang alergi melihat orang berhubungan seks. Ternyata dia sudah punya sugar daddy sendiri, dan yang pastinya memberikan uang yang banyak. Kalau aku jadi kamu, aku nggak akan mau kerja di sini lagi. Aku akan memberikan layanan terbaik untuknya,” ucap salah satu teman Laura.
Laura mendengarnya tertawa kecil, dia bekerja di sini. Karena dia masih ingin menikmati hasil dari uang dirinya sendiri. Dan kalau dia menerima uang dari Hersey, dan itu sama saja dia menjual dirinya pada Hersey. Padahal dia sungguh tertarik pada pria itu, atau mungkin sudah jatuh hati pada suami orang?
Suami orang memang lebih menggoda dibanding pria lajang. Dan dia bukan bermaksud untuk merebut suami orang lain, tapi hubungan Hersey dan istrinya tidak sebaik itu bukan? Dan wanita itu pastinya tidak mau memiliki anak dengan Hersey.
“Aku tetap akan bekerja di sini sampai diriku bosan,” ucap Laura, dirinya tersenyum pada salah satu pembeli, yang minta dicarikan bedak yang lebih mahal dan lebih baik. Tokonya ini adalah toko yang didatangi oleh orang-orang kaya. Yang mana harga kosmetik dan segala macam di sini sangat mahal sekali. Dan orang kalangan rendah tak akan bisa membelinya.
“Ini Nyonya. Ini harganya dua ribu seratus dollar. Dan ini sangat cocok untuk kulit anda juga, dan warnanya sudah pas dengan kulit anda yang agak kuning langsat,” ucap Laura, dengan senuyuman manisnya dan sekaligus sopannya.
“Lipstick yang cocok untukku apa? Dan juga aku butuh vitamin rambut. Yang mahal,” kata wanita itu.
Laura mengangguk dan mencarikannya, dan dia memberikan pada wanita itu dengan membawa beberapa produk yang menurutnya sangat baik sekali dan tentunya sangat mahal.
“Yang ini harganya tujuh ratu dua puluh lima dollar. Dan yang satu lagi harganya delapan ratus sepuluh dollar.” Kata Laura.
Wanita itu mengangguk dan mengambil salah satunya yang harganya delapas ratus dollar. “Dan lipstick ini harganya seratus lima puluh dollar. Dan yang satu lagi tiga ratus dua puluh dollar. Dan Nyonya bisa ambil keduanya, karena ini sangat bagus dan tahan lama di bibir, dan juga rasanya pasti membuat suami Nyonya ketagihan untuk mencicipi bibir Nyonya,” ucapnya mulai merayu, dan dia bukan sekadar membual.
Memang kedua lipstick itu rasanya memang menggoda. Dirinya punya satu di rumah, dia harus menabung kemarin membelinya. Dan dia berhasil membelinya.
Wanita itu mengambil dan mengambil dua lipstick, satu vitamin rambut, dan satu bedak. Laura tersenyum senang dengan tokonya yang laris manis hari ini. Mereka akan mendapatkan bonus nantinya dari Boss mereka.
“Kau memang sangat pandai sekali merayu Laura. Aku tidak menyangka, kalau mereka akan termakan dengan rayuan dirimu,” ucap teman Laura.
“Heh! Itu bukan rayuan. Aku sudah memakainya sendiri, dan memang sebagus itu. Dan sugar daddy-ku saja ketagihan untuk melumat bibirku,” ucap Laura membuat semuanya tertawa dan membenarkan apa yang dikatakan oleh Laura.
“Benar apa yang kau katakan. Aku kalau banyak uang, aku akan memakai barang-barang mahal ini. Dan aku akan perawatan mahal. Ah! Lelaki itu menghubungi diriku, dan nanti malam aku akan mendapatkan uang yang banyak hanya karena mengakang,” ucapnya semangat, dan dia berpelukan dengan temannya yang lain. Karena mereka akan mendapatkan uang tambahan.
“Yes! Dan kita akan membeli beberapa barang yang harganya amat mahal. Dan aku sudah sabar dengan nanti malam,” ucapnya.
Laura hanya mengedikkan bahunya, dia menatap pada ponselnya yang kembali menampilkan sebuah pesan dari Hersey.
‘Kita akan makan siang bersama sayang. Kau datang ke restoran yang aku sebutkan ini.’
Laura menatap pada jam di pergelangan tangannya, dan ini memang sudah waktunya jam makan siang. Dirinya berdeham pelan, dan menatap pada ke teman-temannya. Dia harus pergi sekarang, dan dia akan menemui Hersey di restoran itu.
“Aku akan pergi makan siang sekarang, dia mengajakku untuk bertemu,” ucap Laura mengedipkan sebelah matanya.
“Laura, kau tidak mau threesome saja? Kami akan melayani sugar daddy mu itu dengan baik!” kata salah satu wanita yang langsung ditatap tajam oleh Laura.
Semuanya tertawa melihat Laura yang menatap mereka dengan tatapan tajam. Mereka kembali melayani pembeli, dan mereka juga tidak lupa menggoda pria-pria yang menurut mereka memiliki banyak uang.
Laura keluar dari dalam taksi dan menatap restoran di depannya dengan senyuman manisnya. Dia berdeham pelan, sebelum dirinya berjalan memasuki restoran itu. Dan dia masuk ke dalam ruangan VVIP. Ruangan yang diarahkan oleh pelayan restoran.
Di dalam sana dirinya sudah melihat pada Hersey yang duduk dengan wajah tenang dan memaikan ponselnya. Laura berjalan mendekati Hersey, dan duduk di atas pangkuan pria itu. Hersey yang melihat pada Laura langsung mencium bibir Laura.
“Kau telat datang!” kata Hersey.
Laura yang mendengarnya tertawa kecil. “Maaf, aku tadi harus mengganti pakaian dulu dan juga aku harus berpamitan dengan yang lainnya,” kata Laura turun dari pangkuan Hersey dan duduk di samping pria itu.
“Tidak masalah sayang. Aku senang dengan dirimu yang sudah datang ke sini, dan kau tidak usah kembali bekerja. Aku akan menghubungi atasanmu. Kau mau menghabiskan waktu dengank?” tanya Hersey menaik turunkan tangannya di pinggang Laura.
Laura yang mendengarnya tersenyum. “Memangnya yang kemarin tidak cukup?” tanya Laura.
Hersey menggeleng. Sampai kapanpun tidak cukup baginya kalau menyangkut Laura, yang bisa memuaskan hasratnya dengan baik. Dan dirinya ingin selalu menyentuh Laura dan memasukkan miliknya ke dalam milik Laura.
“Tidak akan pernah puas sayang. Malahan aku selalu ingin melakukannya denganmu,” ucap Hersey.
Laura yang mendengarnya tertawa kecil, dan mengambil satu makanan dan memakannya. Perutnya terasa lapar, dia harus melayani banyaknya pembeli hari ini. Dan dia harus melihat teman-temannya yang bereaksi untuk menggoda lelaki kaya raya dan memiliki banyak uang.
“Ya, nanti saja. Aku ingin makan dulu. Aku setengah hari ini lumayan sibuk karena banyak pembeli,” ucap Laura bercerita pada Hersey dan menyandarkan kepalanya di lengan Hersey.
Hersey tersenyum mendengarnya, dan mencium kening kekasihnya ini. “Kau tidak perlu masuk lagi. Aku akan mengizinkan dirimu. Dan aku sebenarnya tidak suka dengan dirimu yang bekerja, dan melihatkan paha mulusmu pada orang lain,” kata Hersey berdecak pelan.
Laura mencibir mendengarnya. “Hey! Aku tidak mau berhenti bekerja! Aku tetap akan bekerja.” Kata Laura.
Hersey memutar bola matanya. Ya. Dirinya tidak bisa melarang Laura, karena itu keinginan Laura sendiri, dia hanya ingin Laura tidak kelelahan, dan tidak digoda oleh lelaki lain.
“Ya, aku tidak akan melarangnya sayang. Asalkan kau masih mau bertemu dengan diriku, dan kau masih mau melakukannya,” ucap Hersey dengan tatapan mesumnya.
Laura tertawa kecil. “Tentu saja aku mau sayang. Aku sudah ketagihan dengan milikmu,” ucap Laura mengusap milik Hersey di luar celana pria itu.
Hersey memejamkan matanya, dan dia langsung mengarahkan wajah Laura pada dirinya. Dan dia langsung melumat kasar bibir Laura. Laura membalas lumatan Hersey pada dirinya, dan dia mengalungkan tangannya di leher Hersey.
Membuat pria itu merasa senang dengan apa yang dilakukan oleh Laura pada dirinya. Dia mengusap pinggang Laura lembut, dan dirinya melepaskan lumatannnya pada Laura. Dia membiarkan kekasihnya itu untuk makan. Dan setelah Laura siap makan nanti. Dirinya akan melakukan hal yang diinginkan oleh dirinya sekarang.
“Makanlah dulu sayang. Aku tidak akan mengganggu dirimu u ntuk makan,” kata Hersey dan mengeluarkan ponselnya. Dirinya menatap pada pesan yang dikirimkan oleh sekretarisnya, dan beberapa dari pesan yang dikirimkan oleh sekretarisnya. Dia harus memeriksa berkas-berkas itu. Dan dia berdecak pelan.
“Halo! Kau batalkan semua pertemuan hari ini. Aku tidak menerima bantahan! Atau kau mau dipecat?” ancam Hersey.
Hersey mematikan sambungan teleponnya, lalu matanya melihat pada Laura yang melihat pada dirinya.
Laura hanya menggeleng pelan dengan apa yang dilakukan oleh Hersey. Lelaki ini mentang-mentang memiliki kekuasaan, dan seenaknya saja mengancam seseorang.
“Ada apa sayang?” tanya Hersey pada Laura.
Laura menggeleng pelan. Dirinya tidak menjawab pertanyaan Hersey dan melanjutkan acara makannya, Hersey yang melihat Laura melanjutkan makannya. Hanya bisa menghela napasnya kecil. Dirinya mencium puncak kepala Laura. Dia sungguh mencintai Laura, dan dirinya berharap kalau Laura mau menerima tawarannya untuk menjadi istri keduanya.
Dan dia akan memiliki anak dengan Laura. Dan dia akan memiliki pewaris untuk dirinya, dan membangun rumah tangga yang layak dengan Laura, tanpa adanya perjodohan dan juga perjanjian di dalamnya.
“Laura, kau sudah memikirkan tawaranku?” tanya Hersey.
Laura mendengarnya menghentikan kunyahannya, dan menatap pada Hersey. Dia memeluk lengan Hersey manja.
“Aku belum memikirkannya. Dan kasih aku waktu dulu. Aku masih bimbang untuk menerimanya, kau tahu sendiri, menjadi istri kedua itu tidak akan mudah. Dan bisa saja nanti aku dihina dan dikucilkan oleh orang-orang,” kata Laura.
Hersey mendengarnya mengangguk, dia akan memberikan waktu lagi pada Laura. “Baiklah, dan aku tetap menunggu apa pun jawaban dirimu. Aku harap kau tidak menolaknya, kau sudah tahu hubunganku dengan istriku tidak sebaik yang kau kira,” kata Hersey dan memasukkan tangannya ke dalam baju kaos milik Laura.
Membelai perut rata Laura, membuat Laura memejamkan matanya, dan dia mendesah kecil ketika tangan Hersey sudah bermain di putingnya. Dia menatap Hersey dengan tatapan sayunya.
Hersey yang melihatnya tersenyum, dan dia memajukan wajahnya perlahan, dan mencoba untuk mencium bibir Laura. Laura membalas ciuman Hersey pada dirinya, dan Laura naik ke pangkuan Hersey, membuat pria itu semakin leluasa untuk melakukan apa yang diinginkan oleh dirinya.
Hersey memberikan tanda di leher Laura, membuat Laura melenguh, dan membusungkan dadanya. Hersey yang melihat itu tersenyum senang, dia sangat senang dengan Laura yang senang dengan sentuhan yang diberikan oleh dirinya pada wanita itu. Dirinya melumat bibir Laura kasar, dan tangannya meremas p******a Laura kasar, dan mereka akan melakukannya di sini. Di dalam ruangan VVIP ini.
Dan untungnya ruangan ini kedap suara dan sangat privasi sekali. Hersey ingin memasuki Laura dengan kasar, dan mendengar wanita itu memanggil namanya penuh desahan kenikmatan. Ah, dia sudah tidak sabar ternyata. Dan dia membuka celana Laura dan Laura tersenyum dengan apa yang dilakukan oleh Hersey padanya. Dia menerima sentuhan pria itu dengan baik, dan mendesahkan nama pria itu. Membawa mereka pada kenikmatan dunia yang tidak bisa mereka elakkan, dan ingin terus melakukannya, dan mengeluarkan cairan kenikmatan satu sama lain.
Laura tahu, kalau dirinya tidak akan bisa keluar dari pesona Hersey dengan mudah, dirinya sudah terlalu terjebak dalam pesona pria itu berikan pada dirinya, sehingga dia hanya menginginkan sentuhan Hersey pada dirinya, dan tidak ingin sentuhan pria lain padanya. Pengaruh Hersey sangatlah kuat untuk dirinya dan tubuhnya, sehingga bagian bawahnya selalu basah hanya karena membayangkan persetubuhan dengan Hersey, dan sentuhan menggoda Hersey padanya. Oh kenikmatan tak bisa ditolak olehnya.