Bab 06. Tak Jadi

1028 Kata
Laura menatap Hersey yang kembali memasang celananya, dan tersenyum manis pada Laura. Mereka sudah dua jam dalam ruangan ini, dan mereka untungnya di dalam ruangan VVIP sehingga tidak akan ada yang marah pada mereka semuanya. “Sayang, kau sudah rapi?” tanya Hersey yang sudah memasang semua pakaiannya, dan menatap pada Laura yang sedang memperbaiki make up-nya yang sudah berantakan tadi. Dan dirinya sudah siap dengan make up-nya sekarang. Dia berdiri dari tempat duduknya, dan tersenyum pada Hersey yang membalasnya dengan senyuman juga. “Kau sudah siap sayang?” tanya Hersey diangguki oleh Laura. Mereka akan pergi jalan-jalan hari ini, dan Hersey akan mencarikan kebutuhan dari Laura, karena wanita itu akan tinggal bersama dirinya mulai hari ini. Bukan tanpa alasan Hersey mengajak Laura untuk tinggal bersama dirinya, karena Hersey ingin melihat Laura ada di depan matanya terus. “Kita akan membeli semua kebutuhan kamu. Kau akan tinggal bersamaku sayang,” ucap Hersey. Laura yang mendengarnya terkejut dan mengerjapkan matanya beberapa kali, dirinya tidak mau sebenarnya tinggal bersama dengan Hersey. Bisa saja nanti orang-orang tahu tentang keberadaan dirinya di apartement Hersey. Walau apartement itu hanya dirinya dan Hersey yang mengetahuinya, namun bisa saja semuanya menjadi kacau nantinya. “Aku tinggal di rumahku saja. Aku akan menemui dirimu, dan tidak akan pernah menolak untuk bertemu denganmu,” ucap Laura berjalan mendekati Hersey, dan duduk di atas pangkuan lelaki itu dengan mengalungkan tangannya di leher Hersey. Hersey memegang pinggan Laura dan mengecup sekilas bibir Laura, membuat Laura tertawa kecil dengan apa yang dilakukan oleh kekasihnya ini. Atau bisa dibilang sugar daddy yang akan memberikan hidup enak padanya. “Kau jangan nakal!” ucap Laura. Hersey tersenyum. “Aku hanya nakal padamu sayang. Kau tetap akan tinggal bersamaku, aku tidak mau kau tinggal di rumahmu, dan aku akan susah untuk bertemu denganmu,” ucap Hersey mengerucutkan bibirnya, dia tetap mau Laura tinggal bersamanya, dan setiap kali dirinya ingin melakukan sesuatu dengan Laura, maka dia dengan mudah melakukannya. Tanpa perlu untuk menelepon dan mengirim pesan pada Laura. Milik Laura membuat dirinya candu. Semua yang ada di tubuh Laura membuat dirinya candu, dia ingin menyentuh setiap detik tubuh Laura yang amat mengundang untuk disentuh. Tangan nakal Hersey perlahan naik turun di pinggang Laura. Oh Tuhan! Dirinya bahkan ingin melakukan itu lagi, memasuki milik Laura dan membuat Laura merasa kenikmatan dengan yang dia lakukan. Laura memegang tangan Hersey. “Aku tidak mau pengunjung atau pemilik restoran ini curiga kenapa kita lama di dalam sini. Ayo, kita keluar. Aku akan tinggal bersamamu,” ucap Laura berdiri dari tempat duduknya. Hersey yang mendengar itu melebarkan senyumannya, dengan semangat dirinya menarik tangan Laura untuk keluar dari dalam restoran. Dan dirinya sudah mentransfer lebih pada pemilik restoran tentang dirinya yang lama di sini dan dia juga meletakkan tips di dalam ruangan itu, untuk karyawan yang membersihkan ruangan itu. Laura dan Hersey masuk ke dalam mobil dan keduanya saling tersenyum satu sama lain. Hersey menghidupkan mobilnya, dan menjalankan mobilnya. Hersey yang akan menghentikan mobilnya di salah satu toko pakaian ternama dan juga beberapa hal di situ yang akan dibeli oleh Laura. Langsung mengurungkan niatnya. Dia menatap pada supir ibunya yang berdiri di samping mobil, dan dia menatap pada toko pakaian itu, dan dia mengepalkan tangannya. Karena dia melihat ibunya di dalam sana. Sialan. Dia tidak akan mungkin melanjutkan untuk masuk ke dalam toko itu, yang mana ibunya akan tahu nantinya. Kalau dirinya dan Stella tidak seharmonis yang mereka duga selama ini. Laura menatap bingung pada Hersey. Mereka sudah ada di depan toko pakaian, dan Laura duga kalau Hersey akan membelikan dirinya pakaian. Namun pria ini dari tadi tidak beranjak sama sekali, dan malahan terus menatap ke dalam sana. “Sayang, ada apa?” tanya Laura bertanya penasaran. Hersey menatap pada Laura. “Kita pulang saja ke apartement bagaimana? Kita akan memesan secara online semuanya. Aku tidak bisa membawa dirimu untuk membeli secara langsung. Di dalam sana ada ibuku,” ucap Hersey menunjuk pada toko pakaian itu. Laura menatap ke arah toko pakaian, dan dirinya terkejut. Untung saja mereka belakangan datang ke sini, dan sehingga mereka bisa segera pergi dan tidak terlanjur masuk ke dalam sana. Dan membuat semuanya menjadi runyam. “Ah, kita harus pergi sekarang. Aku nggak mau nanti ibu kamu lihat kita di sini,” kata Laura, dan dia memukul ringan lengan Hersey dan menyuruh pria itu untuk segera pergi dari sini. Hersey yang mendengarnya mengangguk, dan dirinya melajukan mobilnya. Wanita paruh baya yang ada dalam toko pakaian, dia menatap ke arah mobil yang barusan pergi. Dirinya tidak salah mengenali, kalau yang barusan pergi itu adalah mobil anaknya. Dan kenapa anaknya tidak turun saja dan menemui dirinya di sini? Dia ingin menanyakan kabar menantunya dan juga Hersey. Dan dia juga sangat senang dengan pernikahan Hersey dan Stella, sehingga anaknya itu tidak bermain dengan banyak wanita lagi. Dan bahkan Hersey dan Stella itu pasangan yang amat serasi sekali, dan cocok satu sama lain. Dia sangat menyayangi Stella sebagai menantunya. Menantu yang cantik, dari keluarga terpandang, dan pandai mencari uang dan sekaligus menyenangkan suami. Ibu Hersey keluar dari dalam butik dirinya berjalan menuju supir pribadi miliknya. Yang diperintahkan oleh suaminya untuk membawa dirinya kemana saja. “Kau lihat mobil yang pergi barusan?” tanya Ibu Hersey. Pria itu menatap pada majikannya dan menggeleng pelan, dirinya tidak memerhatikan mobil yang melewati dirinya. Lagian dia asik dengan main ponsel dan berkirim pesan dengan istrinya yang ada di rumah. “Tidak.” Jawabnya. Ibu Hersey berdecak pelan, dan dia mengeluarkan ponselnya dan menatap baterai ponselnya habis, dia langsung menyimpan kembali ponselnya dan masuk kembali ke dalam butik, dirinya akan menumpang mengcharger ponselnya di dalam butik tersebut. “Aku akan menelepon Hersey nanti, dan menyuruhnya untuk datang ke rumah, dan kalau bisa bawa Stella sekalian. Aku sudah sangat merindukan Stella,” katanya dan kembali memilih baju-baju yang diinginkan oleh dirinya, dan dia tidak pernah masalah dengan soal harga. Malahan dia akan mencari yang paling mahal untuk dia pakai sekali atau dua kali dan setelahnya akan diam saja di dalam lemari. Dia tidak suka memakai pakaian yang sama berkali-kali, yang baginya itu seperti orang susah. Anak dan suaminya orang kaya, yang mana harus dijunjung dengan dirinya yang mengimbangi kekayaan mereka untuk tak mempermalukan mereka semuanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN