Laura terbangun dari tidurnya, dan merasakan sebuah tangan yang ada di perutnya. Mata Laura melihat pada Hersey yang tertidur dengan pulas dengan bagian atas pria itu tak tertutupi oleh apa pun. Laura menahan napasnya membayangkan apa yang dilakukan oleh dirinya dan Hersey kemarin dan sampai malam.
Pria itu tidak berhenti untuk menyentuh dirinya dan terus mengatakan kata-kata memuja pada tubuh Laura. Laura yang mengingat itu, merasakan pipinya memerah, dan dia sungguh berdosa sekali, dengan apa yang dilakukan oleh dirinya bersama Hersey—yang notabennya sudah menjadi suami orang.
Walau Hersey mengatakan kalau pernikahan mereka tanpa cinta. Tetap saja dunia tahu, kalau Hersey sudah menikah dan memiliki istri yang sangat cantik dan juga seorang pengusaha. Istri Hersey tidak sebanding dengan dirinya, yang mana hanya seorang SPG yang tidak memiliki apa pun untuk dibanggakan.
“Kau sudah bangun?”
Laura melihat pada Hersey yang mengeliat dan membuka matanya secara perlahan. Laura mengangguk. Dirinya sudah bangun, dan sekarang dirinya melihat penuh puja pada tubuh Hersey yang sangat mengiurkan baginya. Laura melihat ke arah lain.
“Kau mau makan apa? Kita pesan saja. Aku sedang malas untuk keluar, dan mau di dalam apartement bersama dirimu,” kata Hersey mengusap rambut Laura lembut.
Laura yang mendengar ucapan Hersey menggeleng. Dia harus pergi bekerja sekarang juga, dan tidak mungkin dirinya masih di sini bersama dengan Hersey. Bisa-bisa dirinya dipecat dan tidak memiliki pekerjaan lagi.
“Aku harus pergi bekerja. Aku tidak mungkin di sini terus, aku mau makan apa?” tanya Laura.
Hersey yang mendengarnya tertawa kecil. Lucu sekali Laura ini, ya jelas wanita ini akan memakan makanan enak yang dibelikan oleh dirinya untuk Laura, dan tidak membiarkan Laura kelaparan tentunya.
“Kau akan makan makanan yang aku beli. Kenapa? Kau tidak perlu bekerja Laura. Aku tidak mau orang-orang melihat paha mulusmu dan wajah cantikmu. Kau sebaiknya tetap berada di sampingku.” Ucap Hersey membuat Laura berdecak mendengarnya. Dia tidak mau berada di samping Hersey terus menerus.
“Tidak bisa. Aku ingin bekerja. Aku tidak mau mengandalkan uang yang kau berikan, lagian aku dan dirimu bukanlah siapa-siapa. Kita tidak memiliki hubungan kecuali pernah tidur beberapa kali,” ucap Laura, menolak untuk tetap bersama dengan Hersey.
Hersey mendengar itu berdecak. “Laura! Kau itu wanitaku! Milikku! Kau seharusnya berada di sampingku. Kalau kau butuh status. Jadilah istri keduaku, aku tidak keberatan menjadikan dirimu istri keduaku, sampai aku bisa menceraikan istriku,” ucap Hersey.
Laura mendengarnya tertawa kecil. Sungguh lucu sekali pria ini, yang mau menjadikan dirinya istri kedua pria itu. Dirinya tidak mau menjadi istri kedua Hersey, yang semakin membuat omongan orang-orang tidak baik pada dirinya.
“Aku tidak mau. Aku akan tetap menjalani hidupku, dan kau jangan menemuiku lagi,” ucap Laura yang akan turun dari atas ranjang, namun Hersey dengan cepat mencegahnya. Dan membanting tubuh Laura ke atas ranjang.
“Jangan pergi!” Ucap Hersey sekarang mengukung tubuh Laura di bawah dirinya.
Laura berusaha untuk mendorong tubuh Hersey namun tidak berhasil. Ntah apa yang akan dilakukan oleh dirinya pada lelaki ini sekarang. Laura merasakan bibir Hersey melumat bibirnya, membuat Laura terdiam dan lama kelamaan dirinya membalas lumatan Hersey pada bibirnya.
Laura melenguh, merasakan tangan Hersey yang bermain di payudaranya, dan bibir pria menghisap putting Laura, yang semakin membuat Laura kelonjakan. Dan kejadian kemarin terulang kembali, dengan Laura yang mendesah di bawah kukungan Hersey, membuat lelaki tersenyum senang dengan apa yang dilakukan oleh mereka berdua.
Hersey melepaskan penyatuannya dengan Laura, mengusap keringat wanita itu dan mencium bibir Laura sekilas. “Jadilah istri keduaku. Aku sungguh memiliki rasa padamu Laura, dan tidak mau kau menjauh dariku apalagi bekerja sebagai SPG. Yang mana pahamu dan pakaian ketatmu itu membuat orang-orang bisa melihatnya.” Kata Hersey, kembali meminta Laura menjadi istri keduanya.
Laura yang mendengarnya terdiam, dan dia tidak tahu apakah dirinya akan menerima tawaran Hersey atau tidak. Karena dirinya bukanlah wanita yang mudah merusak hubungan pernikahan orang. Dengan dirinya tidur bersama Hersey sekarang saja, sudah membuat dirinya merasa bersalah.
“Aku tidak tahu harus menjawab apa. Sungguh aku bingung sekarang,” kata Laura.
Hersey mendengarnya mengusap rambut Laura lembut, dan dirinya tahu kalau Laura pasti memiliki rasa padanya juga. Karena wanita itu tidak menolak apa yang dilakukan oleh dirinya pada Laura. Dan selalu saja menerima apa yang dilakukan oleh dirinya pada Laura.
“Kau boleh memikirkannya dulu. Tapi, hari ini kau tidak usah masuk kerja. Memangnya kau tidak kelelahan telah melayaniku?” tanya Hersey dengan wajah jailnya.
Laura yang mendengarnya memukul lengan Hersey. “Hei! Aku nanti kena marah kalau tidak bekerja, dan aku tidak mau mengambil libur. Yang mana gajiku nanti kena potong.” Ucapnya, yang masih keukeuh untuk bekerja.
Hersey menggeleng pelan, dan mengambil ponselnya, lalu menghubungi orang kepercayaannya untuk mengurus masalah ini. Laura tidak perlu khawatir dengan itu semua, wanita itu tidak akan kena marah. Hersey yang akan mengganti gaji Laura kalau gaji wanita itu kena potong.
“Aku sudah mengatasinya. Dan jangan coba untuk keluar dari sini lagi, dan ini ponselku kau bisa memesan banyak makanan melalui ini,” ucap Hersey memberikan ponselnya pada Laura.
Laura mengambil ponsel Hersey dan memesan banyak makanan yang menurutnya sangat lezat dan harganya juga tidak murah. Dirinya tersenyum senang dengan makanan yang di pesan oleh dirinya. Dan matanya melihat pada Hersey yang keluar dari dalam kamar mandi, dengan handuk yang tersapir di pinggang pria itu. Menambah kesan seksi dari Hersey sendiri.
“Kau sudah memesannya?” tanya Hersey.
Laura mengangguk, dan memberikan ponsel pria itu kembali. Hersey mengambil ponselnya, dan menatap pada Laura yang menutupi badannya dengan selimut. Padahal dia sudah melihat semua tubuh menggoda dari Laura. Yang tidak perlu ditutupi oleh Laura.
“Kau tidak mandi?” tanya Hersey pada Laura.
Laura mendengarnya mengangguk, dan segera turun dari atas ranjang dengan mengulung selimut untuk menutupi tubuhnya. Dan berjalan tertatih menuju kamar mandi. Dirinya merasakan bagian bawahnya perih, akibat ulah Hersey yang tidak pernah puas untuk menyentuh dirinya, dan terus memasuki dirinya.
Hersey yang melihat gaya berjalan Helena tertawa kecil, mengusap dagunya. Dan merasa sangat senang dengan apa yang dilakukan oleh dirinya pada Helena. Dia ingin melakukan itu kembali, namun dia takut Helena akan kelelahan dan pingsan setelahnya.