Aku takut padanya

1244 Kata
Hanya sorot mata yang menatapnya bagai ingin menelannya hidup-hidup, Kelly tidak bisa melihat wajah dari sorot mata tajam menakutkan itu. Semuanya samar. Sosok itu bergerak semakin mendekat dan semakin mendekat. Tangannya mulai terangkat ke arah leher Kelly, membuat detakan jantungnya semakin tidak karuan, Kelly menutup mata dan mulai berteriak. "Mama...tolong Kelly...!!!" dia membuka mata, napasnya memburu. seluruh tubuhnya berkeringat.  "Mimpi aneh apa itu tadi..? kenapa aku bisa sampai bermimpi seperti itu!?" gumannya. Lama dia terdiam sampai akhirnya dia mendengar suara ketukan pintu. "Kelly sayang kenapa lama sekali ganti pakaiannya, ayo keluar makan dulu baru tidur." suara ibunya membuyarkan pikirannya. "Iya ma" ucapnya lalu beranjak dari tempat tidur dan menuju ruang ganti. Kelly lalu keluar kamar dan menuju meja makan. Terlihat berbagai macam makanan lezat sudah tersedia, tapi dia hanya mengambil buah apel dan meminum segelas air putih. Kelly tidak ada nafsu makan. Dia lalu melangkah menuju tangga untuk kembali ke kamarnya. Ibu Kelly bingung melihat sikap aneh putrinya yang tidak seperti biasanya.Dia lalu mendekati anaknya. "Ada apa sayang? mama lihat sejak pulang sekolah kamu sering melamun. Apa ada masalah di sekolah, hmm? tanya ibu Kelly sambil membelai kepala putrinya. Dia sangat tahu sifat Kelly, putrinya tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya. Kalaupun dia punya masalah atau apa pun yang mengganggu pikirannya, dia akan langsung memberi tahu ibunya. Tapi sekarang wajah muram dan pandangan kosong Kelly membuat ibunya khawatir. "Engga ada apa-apa Ma, Kelly cuma sedikit capek. Kelly ke kamar dulu ya" jawab Kelly sambil berlalu dari hadapan ibunya. Ibu Kelly hanya menghela napas sambil menatap punggung putrinya hingga lenyap dibalik pintu. Sementara itu Rendi masih terlihat sibuk dengan laptopnya, rupanya dia masih di sekolah. Dia sedang memeriksa dan mengaudit semua laporan keuangan yang diterimanya dari pihak bendahara sekolah. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore tapi dia terlihat masih betah di kantornya. Sementara para guru dan staf sekolah sudah sejak tadi pulang. Hanya satpam yang shift sore saja yang ada di sekolah. Setelah memastikan tidak ada kesalahan dalam laporan tersebut, Rendi menutup laptopnya kemudian bangkit menuju wash room yang ada di dalam ruangannya. Wajah tampannya terlihat lelah, dia lalu membasuh wajahnya sehingga terlihat lebih segar. Setelah beberapa lama dia lalu melangkah menuju pintu tapi sebelum tangannya menyentuh gagang pintu matanya tanpa sengaja melihat seekor cicak yang ada di dinding. Seketika itu dia teringat dengan wajah manis Kelly, siswi tomboy yang sombong. Sudut bibir Rendi terlihat sedikit terangkat, lalu dia keluar dari ruangan dan meninggalkan kantornya. Keesokan paginya, Kelly dengan berat hati membuka matanya meskipun masih sangat mengantuk karena semalaman dia tidur sangat larut. Kalau bukan karena ujian sekolah, dia tidak bakalan ke sekolah. Apalagi kalau melihat kepsek songong itu, memikirkannya saja membuat Kelly menjadi semakin malas melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Tapi karena waktu sudah menunjukkan jam 6.30 maka dengan sangat berat hati dia bangkit dari pembaringan. Setelah rapi seperti biasa, Kelly keluar kamar dan langsung menuju meja makan. Dia langsung melahap sarapannya sampai habis dan meminum susunya tanpa sepatah kata. Sedangkan ibunya hanya mengamati tingkah anaknya dari dapur. Setelah itu Kelly pamit dan langsung masuk ke mobil dan melaju menuju sekolah. Sesampainya di sekolah rupanya seseorang sudah menunggunya di depan gerbang dengan senyuman mengembang, namun Kelly hanya meliriknya sebentar lalu berlalu. Orang itu pun mengikutinya. "Kelly, sampai kapan sih kamu akan cuekin aku kayak gini? padahal aku sung..." ucapnya terputus karena Kelly berbalik kearahnya dan menatapnya tajam. "Sampai longerti kalau gue enggak bakalan tertarik sama lo, jadi gue minta lo menjauh dari gue. Paham..!!?" ucap Kelly kemudian berlalu meninggalkannya. Orang itu hanya terdiam pasrah, wajahnya terlihat sedih dengan penolakan Kelly yang entah sudah berapa kali. Tapi dia tidak pernah putus asa, dia sungguh memuja Kelly. Mungkin di mata orang Kelly adalah gadis tomboy mengerikan yang angkuh tapi dimatanya dia adalah bidadari yang tidak bisa tersentuh. Kelly memasuki kelas, ternyata semua siswa sudah siap menunggu datangnya guru untuk membagikan kertas ujian. Kelas yang mulanya riuh menjadi hening, semua mata tertuju pada Kelly. Tetapi Kelly hanya berjalan santai menuju bangkunya. Tidak berapa lama guru akhirnya masuk. "Selamat pagi anak-anak, tolong semua buku dan catatan-catatan kecil dimasukkan ke dalam tas. Hanya alat tulis yang ada di meja". Perintah sang guru. Semua siswa kompak mengikuti instruksi guru tidak terkecuali Kelly, dia hanya terdiam dan melakukan apa yang diperintahkan sang guru. Sedangkan guru yang sudah memperhatikannya sejak tadi hanya tersenyum puas. Dia juga merasa aneh dengan sikap Kelly hari ini, sungguh tidak biasanya siswinya yang satu ini akan legowo dengan perintah dan instruksi dari siapa pun. Tapi guru itu senang karena hari ini Kelly tidak berulah dan merepotkan. Dia lalu mulai membagikan kertas ujian pada setiap siswa. Sejam kemudian siswa satu demi satu maju menyerahkan kertas jawaban kepada guru. Akhirnya Kelly pun maju menyerahkan kertas jawabannya, tapi pada saat dia ingin berbalik menuju bangkunya sang guru menahannya. Kelly lalu menatap guru itu dengan pandangan tidak suka. Tapi Guru itu hanya tersenyum. "Ada apa Pak?apa saya berbuat salah?" tanya Kelly sewot karena ingin cepat-cepat kembali duduk ke bangkunya. "Tidak, bapak hanya ingin mengatakan kalau sikapmu hari ini sangat baik. Bapak harap kedepannya kamu akan mempertahankan sikapmu ini" jawab sang guru dengan senyum ramah. Kelly tidak menjawab, lalu melangkah menuju bangkunya. Setelah beberapa lama Kelly kemudian keluar kelas menuju lokernya. Seperti biasa dia mengeluarkan buku bacaan favoritnya dan membawanya ke pojokan kesayangannya. Tapi wajahnya berubah masam ketika kursi yang ada di sana ternyata sudah ada yang menempati. Selama ini tidak ada yang berani menempati kursi itu ,tapi sekarang siapa gerangan yang sudah menabuh genderang kematiannya. Dengan tergesa Kelly berjalan mendekati pojokan itu. Rupanya orang itu sedang asyik membaca sehingga tidak menyadari kalau Kelly sudah berada tepat di hadapannya. "Heh..! pergi lo dari tempat itu..!!" ucap Kelly kasar. Tapi orang itu tidak bergerak sama sekali. Dia masih saja dengan santai mengangguk- anggukkankepalanya sambil terus membaca. Kelly semakin geram melihat orang itu, bisa-bisanya dia cuek seperti itu. Kelly lalu maju dan mencopot earphone yang ada ditelinga orang itu dan melemparnya ke tanah. Sontak orang itu menghentikan kegiatan membacanya dan menatap Kelly dengan tatapan bingung. "Gio..!! Lo lagi, apa loga punya telinga? sudah gue bilang jangan menggangguku lagi, tapi sepertinya lo tidak menghiraukan perkataan gue". Ucap Kelly menahan emosi. Dia benar-benar jengah melihat orang ini, ingin rasanya Kelly menghilangkannya dari sekolah. Dan itu akan terjadi kalau dia masih terus membuntutinya seperti stalker. Sebenarnya Gio ini bukan orang sembarangan, dia adalah salah siswa berprestasi. Dia juga anak dari seorang anggota dewan perwakilan rakyat yang ada di daerahnya. Selain kaya dia juga tampan, perawakannya yang tinggi dan kulitnya yang putih sangat menunjang penampilannya yang memang kece. Apalagi dia juga seorang atlet kebanggaan yang disegani oleh seluruh penghuni sekolah, apalagi dengan para siswi yang mengidolakannya. Tidak sulit untuk mendapatkan gadis mana pun, akan tetapi sampai sekarang dia tidak pernah melirik perempuan lain, karena di matanya hanya ada satu gadis yang mampu menggetarkan jiwanya. Ya, semenjak pertama kali Kelly masuk ke sekolah itu, mata Gio tidak pernah sekali pun beralih darinya. Tingkah arogan tapi imut ditambah dengan sikap tomboy, dimata Gio sikap itu sangat manis dan mampu menyihir jiwanya sehingga sampai sekarang penolakan demi penolakan yang diterimanya dari Kelly tidak bisa menghentikan hatinya untuk terus mengejar gadis pujaannya itu. "Salahku apa Kelly, aku cuma duduk disini membaca buku. aku sama sekali tidak mengganggumu. Justru kau sendiri lahyang datang kemari". Ucapnya tanpa rasa bersalah membuat mata Kelly melotot murka. "Apa lo bilang?" ucap Kelly seraya maju kemudian mencengkeram kerah baju Gio dan menariknya ke atas. Tapi Gio malah tersenyum senang seakan menikmati kedekatan diantara mereka. Menyadari hal itu Kelly semakin naik darah dan ketika tinjunya siap menghujam ke wajah tampan Gio, tapi tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang yang membuat  wajah Kelly pucat pasi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN