Hana langsung merasa dirinya tidaklah berharga. Kenekatannya untuk bertekuk lutut dalam kuasa James, nyatanya tidak mampu mencairkan kemarahan James padanya. Ia terisak pelan sembari melap pipinya. Menangispun percuma, ia tidak mungkin bisa lagi menarik waktu. Hana telah melukis takdirnya sebagai pemuas dan penampung hasrat James. Sungguh mengenaskan, bukan?
Setelah b******u James pun mengantarkan Hana. Akhirnya ia bisa lebih berperasaan ketika melihat Hana merintih kesakitan ketika hendak berjalan. James tahu, itu pasti karna ulahnya yang tidak bisa menahan sedikit saja birahi kepada gadis perawan. Dan sebagai lelaki sejati, ia merasa harus bertanggung jawab. Salah satunya mengantarkan Hana. Meski hanya sampai di depan gerbang rumah. Ia menurunkan Hana yang berada di gendongannya sejak
