DUA PULUH SATU

1018 Kata

Yura menelan ludahnya dengan susah payah. Dia bisa merasakan darah menghilang dari wajahnya, membuat parasnya pias seketika. Bagaimana mungkin?! Kenapa takdir akhir-akhir ini suka sekali bermain-main dengan dirinya?! Setelah Ramadan muncul lalu menghilang tanpa kabar selama dua minggu, kenapa sekarang? Kenapa saat dia sudah memutuskan untuk menikmati hidup dan menurunkan benteng pertahanannya, selalu saja ada yang datang menggempur? "Yura? Bisa ngobrol sebentar?" Orang yang baru datang tersebut mengulang, sementara satu orang lainnya yang berdiri diam di sebelahnya hanya memandangnya dengan mata berkaca-kaca. "Kamu kenal, Ra?" Jeffry bertanya untuk memastikan. Posisi tubuhnya sudah siaga, seperti siap menjadi tameng jika sesuatu terjadi pada Yura. Yura berkedip, tubuhnya masih kaku. Di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN