LIMA PULUH DELAPAN

1497 Kata

"... Sayang?" Jeffry mengedip beberapa kali saat suara Yura akhirnya menembus tempurung kepalanya dan sampai padanya. "Hmm? Ya?" Dia berkedip, menoleh pada Yura yang kini menunduk dengan wajah memerah seperti mau pingsan di kursinya. "Kamu bilang sesuatu?" "Baksonya nggak enak? Kamu nggak makan lagi." Mereka sedang makan bakso yang dia bawa tadi ke sini. Yura baru saja mandi saat dia datang tadi, karena rambutnya masih setengah basah. Dan dengan daster bambu seperti itu, dia malah tak terlihat seperti ibu-ibu. Lebih mirip seperti anak kuliahan. Dan yang pasti selalu membuat dia terpesona melihat sisi Yura yang lebih intim seperti ini. Bukan dalam balutan blazer dan rok atau celana seragam bank mereka. Dan Yura juga tampaknya memang sedang lapar dan sedang ingin bakso. Bakso di mangk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN