LIMA PULUH TUJUH

1408 Kata

Yura mengelap keringat dari dahinya dengan punggung tangan, kemudian meletakkan tangan yang lain di pinggangnya untuk meredakan pegal di daerah sana. Kakinya yang lemas dan gemetaran saat dia berdiri membuatnya merayap di tembok menuju kursi terdekat. "Akhirnya," desahnya lega. Puas melihat rumahnya kini bersih, rapi dan kinclong. Semalam dia tak bisa tidur. Jadi dia menelpon Ramada dan menanyakan keadaan Niel. Namun karena merasa bersalah pada Jeffry setelahnya dia langsung menelpon pria itu dan langsung pengakuan dosa. Yang dijawab Jeffry dengan kekehan, dilanjutkan dengan obrolan ngalor ngidul hingga membuatnya terlelap dengan ponsel di telinganya. Yura tak habis pikir dengan tingkahnya yang seperti abg ini. Kalau ditanya senang, tentu saja senang. Namun, dia juga merasa aneh sendiri

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN