Arman

1305 Kata

Arman menunggu dengan gelisah, pasalnya sudah dua jam Anggiat berada di ruang persalinan dan belum ada tanda-tanda bayinya akan lahir. Sementara perempuan itu terus meraung-raung kesakitan. Seorang perawat memanggilnya untuk masuk karena permintaan perempuan yang baru dinikahinya selama delapan bulan itu. "Sakit, Mas!!" rintihnya begitu Arman masuk. "Sabar Nggi. Mudah-mudahan tidak lama." "Tapi ini sakit!" Anggiat merengek. "Iya, aku tahu. Sabar ya, Sayang?" Perempuan itu hanya bisa menangis sambil merasakan sakit yang terus menjalar hingga ke ujung-ujung jari kainya. Yang tak bisa dibandingkan denga apapun di dunia. "Aaaaahhhh ... Sakit!" rintihnya lagi saat hal itu semakin nyata dia rasakan. Seorang dokter masuk lagi dan dia menatap jam tangannya. "Sepertinya harus dibant

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN