Empat Bulan

1318 Kata

Aini mengerjap saat merasakan pergerakan di belakang, lalu sebuah tangan menyelinap memeluk perutnya, dan rasa hangat segera melingkupi bagian belakang tubuhnya. Dia memutar kepala dan menemukan wajah Faiq yang hampir terpejam tersuruk ditengkuknya. "Mas baru pulang?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur. Pria itu membuka mata. "Tidak, sudah dari tadi. Tapi aku menunggu di kamar Hana." Faiq menjawab. "Lantas kenapa Mas malah kesini? Bagaimana kalau ibu melihat?" protes Aini. "Tidak akan, jam segini ibu sudah tidur." Faiq melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul satu dini hari. "Tetap saja, kalau ibu tahu akan membuatnya semakin tidak menyukai aku, dan aku akan semakin merasa tidak enak." Faiq terdiam. "Mas ...." "Diamlah Ai, aku lelah, aku mau tidur. Seharia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN