Tiga bulan kemudian... "Aku tinggal dulu ya, Mbak?" Aini memastikan kunci roda pada kursi Farhana terpasang dengan benar. Pagi itu dia membiarkannya untuk menikmati cahaya matahari yang sedang bagus-bagusnya "Iya, Ai." Aini kembali ke dalam rumah untuk menyelesaikan urusannya. Prasasti perlahan mendekat setelah memastikan Farhana sendirian. Perempuan paruh baya itu memberanikan diri untuk kembali mendekat, setelah beberapa hari sebelumnya putrinya itu tak menghiraukannya karena terus saja mencoba mempengaruhinya. "Bu, kalau niat ibu mendekati Hana hanya untuk membicarakan masalah tidak penting lagi lebih baik tidak usah. Hana sudah bosan mendengarkan hal sama yang selalu Ibu ucapkan setiap hari. Karena apa yang selalu Ibu bicarakan itu mempengaruhi Hana." Prasasti mengulum bibirn