Pertahanan Aini

1826 Kata

Acara itu berlangsung khidmat, semua undangan termasuk para tetangga sudah hadir untuk ikut merayakan kelahiran Zahra. Bahkan Vina dan Arman pun menghadiri acara tersebut. "Han, semuanya sudah hadir." Prasasti masuk ke dalam kamar putrinya yang masih berdiam diri di depan cermin. Menatap wajahnya sendiri yang masih pucat, apalagi setelah helaian-demi helaian rambutnya terus berguguran, bahkan semakin banyak. Dan kepalanya kini sudah hampir botak. "Rambut Hana masih rontok, Bu." Dia menunjukkan helaian rambut di tangannya. "Tidak apa-apa, mungkin obat kemo nya masih berefek." "Hmm ... mungkin." "Sudah, cepat kita keluar. Tamu sudah terus menanyakan kamu." "Baik, Bu." Farhana segera mengenakan kerudungnya. *** Aini mencoba memasang senyum semanis mungkin. Walau perasaannya tak m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN