"Apa katamu?" Pria itu bangkit dengan wajah tegang dan kedua alis tebalnya saling bertautan. Dia lantas menegakkan tubuhnya dan menatap nanar wajah Aini. Dirinya seolah tidak mempercayai pendengarannya, dan sebuah kata yang meluncur dari mulut istri keduanya itu. "Ayo kita bercerai?" Aini mengulang kata-katanya. "Apa aku tidak salah dengar?" Faiq menggeram. "Tidak, apa yang Mas dengar sesuai dengan apa yang aku katakan," jjawab Aini tanpa menatap wajah suaminya. "Kenapa kamu bicara seperti itu? Apa yang membuatmu berbicara seperti itu?" Faiq menggeser posisinya hingga jarak mereka hanya beberapa jengkal saja. Aini terdiam. "Jawab, Aini!" "Tugasku ... disini sudah selesai," katanya dengan suara bergetar. "Ap-apa?" "Tugasku, memberikan keturunan untukmu dan Mbak Hana sudah selesai.