Darren Wei sedikit terkejut mendapatkan pertanyaan tersebut dari kepala pengawal. Dengan sopan dia menundukkan kepala lalu menjawab pertanyaan tersebut. “Aku Darren Wei, memang bukan pengawal keluarga Song, melainkan pengawal utama Nona Rose Guan dari keluarga Guan.” Darren mengangkat kepalanya dan memerhatikan kepala pengawal keluarga Song. “Maaf, aku mendengar sirene dan bergegas mengikuti kalian.”
Kepala pengawal memicingkan mata pada Darren Wei, merasa sedikit curiga. Melihat tatapan curiga itu, Darren masih bisa tetap tenang.
“Meskipun kau adalah pengawal Nona Rose, tetapi mendengar sirene itu kau seharusnya melindungi tuanmu, alih-alih kemari.”
Darren tidak terkejut karena ia tahu risiko mengikuti para pengawal kemari. Memang dia seharusnya bersama Rose Guan sekarang, tapi itu tidak penting lagi karena memberikan alasan yang masuk akal pada kepala pengawallah yang diutamakan saat ini.
“Nona sedang bersama Tuan Song. Dan pastinya beliau akan melindungi Nona. Jadi, tidak masalah jika aku membantu kalian.” Dengan cepat Darren Wei mampu memberikan alasan, terima kasih pada Rose Guan yang masih bersama Hugo Song.
Namun, kepala pengawal tetap menatap curiga pada Darren. “Meskipun begitu, kau tidak seharusnya ada di sini. Keluarga Song memiliki aturan yang harus dipatuhi setiap orang dan kau orang luar, sangat tidak diperbolehkan berada di lantai empat. Mari ikut aku keluar dan biarkan Tuan Song yang memutuskan.”
Tampaknya Darren telah membuat masalah lagi dan yang pastinya Rose Guan akan mengamuk padanya. Darren memberikan anggukan pada kepala pengawal. Lantas mengikuti pria itu keluar dari lantai empat menuju lantai utama ke aula megah tempat pesta tadi.
Pesta sudah dilanjutkan seperti semula berkat Hugo Song yang memberikan arahan bahwa semua baik-baik saja. Kepala pengawal mendekatkan diri pada Hugo Song lalu berbisik. Kemudian, Hugo menatap ke arah Darren dengan senyum tipis dan alis yang terangkat.
“Ada apa, Darren Wei?” Menyadari ada sesuatu yang sedikit janggal, Rose bertanya pada Darren yang berdiri tidak jauh darinya.
“Hanya sebuah kesalahpahaman.”
Rose mendelik tajam. “Apa kau yakin hanya kesalahpahaman? Sejak tadi kau terus menimbulkan masalah.”
“Rose,” Hugo menyela kala Darren akan membalas ucapan gadis itu. Rose segera mengelih kala mendengar suara Hugo. “Sepertinya memang ada sedikit kesalahpahaman. Bisakah aku meminjam pengawalmu sebentar?”
Rose Guan terlihat tercengang. “Ya, boleh saja.”
“Terima kasih,” ucap Hugo dengan suara lembut. Lelaki itu mengarahkan tatapan pada Darren. “Ikuti aku, pengawal Wei.”
Darren tak berucap dan hanya mengangguk. Ia mengikuti langkah Hugo Song yang menuju ke arah tangga seraya menoleh ke belakang. Dan ternyata kepala pengawal tidak mengikuti mereka. Darren menghela napas kala mereka sudah melangkah menaiki tangga.
“Pengawal Wei, aku ingin tahu apa yang kau pikirkan tadi?”
“Ya?” Darren terkejut akan pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan Hugo. Dia mendongak saat Hugo berhenti melangkah di anak tangga terakhir.
Hugo Song menoleh ke belakang tanpa membalikkan badan. “Sepertinya, kau kurang fokus.” Lantas kembali melangkah.
**
Lelaki itu duduk di sebuah sofa kulit, tangannya memegang gelas anggur dan sesekali menyesapnya. Sejak tadi Darren Wei memerhatikan Hugo Song dan sesekali beralih pada gelas anggur di atas meja.
Hugo Song tidak mengizinkannya untuk duduk di sofa, tetapi menuangkan anggur pada dua gelas dan meletakkannya tepat di depan Darren. Darren tak tahu harus berbuat apa tentang hal ini.
“Jadi, pengawal Wei, apa yang kau pikirkan ketika mengikuti pengawalku dan masuk ke lantai empat?” Hugo bertanya pelan.
“Aku hanya berpikir ada bahaya di rumah ini dan bergegas membantu,” jawabnya lugas tanpa perlu berpikir panjang.
“Hahaha.” Tawa elegan terdengar dari Hugo Song. “Kau sangat perhatian rupanya,” kata Hugo dengan nada sedikit santai. Namun, beberapa detik kemudian ekspresinya berubah. “Tapi, kau melupakan satu hal pengawal Wei, kau lupa melindungi orang yang harusnya kau lindungi. Sepertinya, kau tidak terlalu berpengalaman dalam hal ini atau keluarga Nie tidak mengajarimu apa-apa.”
Darren bisa merasakan kepintaran serta kelicikan Hugo Song seperti yang dikatakan oleh bosnya sebelum ia mengambil pekerjaan ini. Dengan hormat Darren menjawab, “Nona Rose aman bersama Anda.”
Tiba-tiba Hugo melayangkan tatapan pada Darren. “Jadi, maksudmu karena aku bersamanya, maka aku bisa melindunginya di saat berbahaya dan menjadi pahlawan?”
“Kurasa Anda akan melakukannya, Tuan Song.” Darren sedikit menunduk. “Maaf atas kelancanganku. Kepala pengawal sudah memberitahu kesalahanku.”
Senyum seringai terulas di bibir Hugo, tapi hanya sepersekian detik saja. “Ya, tentu aku akan melakukannya. Lagi pula, Rose adalah teman adikku dan mereka sangat akrab. Aku dengar dari Rose bahwa kau juga mengagumi adikku.”
“Rose Guan! Apa saja yang kau katakan?!” Darren membatin dalam kekesalan yang dicoba untuk ditahannya.
“Dan, ya, kami memiliki aturan di kediaman ini. Siapa pun yang masuk ke lantai empat akan mendapatkan ganjaran, tetapi mengingat kau adalah orang kepercayaan Rose, maka kali ini aku maklumi. Tetapi ingat Darren Wei, tidak ada yang namanya lain kali.”
“Baik, Tuan Song. Aku berterima kasih atas kemurahan hati kepala keluarga Song.” Sekali lagi Darren sedikit membungkukkan punggungnya meski ia lebih tua daripada Hugo Song. Akan tetapi, status mereka berbeda jauh—di mata orang-orang Darren hanya seorang pengawal dan siapa Hugo Song? Kepala keluarga Song yang memiliki banyak bisnis berkat kerja keras kakek dan orang tuanya. Kini dia memiliki segalanya.
“Sebelum kau naik ke lantai empat, ala kau melihat sesuatu yang mencurigakan?”
“Aku belum melihat sesuatu yang mencurigakan. Hanya saja mendengar sirene itu membuatku cemas dan segera bergabung dengan para pengawal Anda.”
“Oh. Sekarang keluarlah,” pinta Hugo yang lebih terdengar memerintah. Tanggapan pria itu terdengar biasa saja.
Darren Wei undur diri dengan hormat pada Hugo. Ia segera melangkah keluar dan menutup pintu ruangan tersebut. Tinju Darren segera terkepal dan manik matanya berubah menjadi tatapan tajam. Ia segera melangkah dan menuruni tangga guna mencari Rose Guan. Tentu saja gadis itu pasti menginginkan penjelasannya.
Pada saat itu, ia melihat Rose sedang bersama Esme Song dan beberapa gadis dari kalangan atas. Beberapa dari mereka adalah gadis-gadis yang mengelilingi Darren tadi. Tidak mau membuat masalah, Darren pergi ke arah lain menuju sebuah meja dan mengambil minuman. Ia meneguk minuman tersebut dan ingatan akan Xavier Xiang berkelebat saat lelaki itu naik ke lantai dua.
Darren segera meletakkan gelasnya. “Xavier Xiang.”
Mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, Darren mencari pria berseragam pelayan. Diam saja tidak akan menemukan Xavier, maka Darren bergegas mencari pria-pria berseragam pelayan. Ia sedikit curiga pada Xavier, tetapi berharap dugaannya tidak benar.
Setiap pelayan yang lewat, Darren hentikan, tetapi satu pun dari mereka bukan Xavier Xiang. Alhasil hanya menguatkan kecurigaan Darren saja.
Pada saat Darren menghentikan langkah, tiba-tiba sebuah tangan terjulur memberikan minuman pada Darren. “Apa yang sedang kau cari?”