Pesta mewah digelar di kediaman keluarga Song. Rupanya hari ini merupakan ulang tahun Esme Song yang ke 22 tahun. Pantas saja Rose Guan memeringati Darren agar berpenampilan lebih rapi. Pria itu berada di pojokkan ruangan besar kediaman Song—tengah mengamati kerumunan orang-orang dari kelas atas.
Pesta itu hanya menghadirkan para pemilik perusahaan besar, aktris, maupun model dan masih banyak undangan dari kalangan atas. Bahkan, Zack Nie yang tak ingin Darren lihat juga turut hadir.
Darren menghela napas kala suara wanita-wanita kalangan atas itu memperbincangkan mengenai hal-hal seperti riasan, pakaian yang mereka kenakan juga samar-samar terdengar ada yang memperbincangkan Rose Guan. Namun, Darren tidak peduli akan hal tersebut.
Sebuah kesempatan langka ia dapatkan bisa masuk ke kediaman Song yang megah dan mewah, tidak akan ia lepaskan. Ia memerhatikan Rose Guan yang tengah asyik berbincang dengan teman-teman kayanya. Dan mungkin tidak akan memerlukan dirinya untuk beberapa menit ke depan. Jadi, Darren memiliki waktu untuk hal lain; seperti berkeliling misalnya?
Darren meletakkan gelas jus di tangannya ke atas meja, sebelum beranjak, ia mengedarkan pandangannya mencari-cari kepala keluarga Song yang masih muda itu. Bahkan, Esme Song belum terlihat juga padahal sudah 7 menit dia berdiri di sana.
Tak mau membuang waktu terlalu lama, Darren melangkahkan kakinya ke tengah-tengah para undangan dengan gaun dan jas mewah itu. Namun, ia tetap waspada dan menajamkan penglihatannya.
Bahunya tak sengaja bertabrakan dengan bahu seorang pelayan. Darren mengerutkan kening karena mengenali pelayan pria itu, yang kini tersenyum ramah padanya.
“Kita bertemu lagi,” ujar Xavier Xiang dengan nada ramah dan senyumnya masih terpampang jelas. Jelas senang bertemu dengan Darren Wei. “Apa kau bersama atasanmu datang kemari. Di mana atasanmu itu? Orang yang membuatmu kesal setengah mati?”
Darren sebetulnya tak pernah berpikir untuk bertemu dengan Xavier Xiang dalam kesengajaan atau ketidaksengajaan. Pria ini menurutnya terlalu cerewet. Baru bertemu lagi dan sudah melemparkan pertanyaan padanya. Darren mendesah sebelum menjawab, “Ya, dia ada di sini dan kau tidak bisa menemuinya karena dia mirip beruang putih.”
Mata Xavier Xiang tengah mencari-cari ke kerumunan para gadis bergaun mewah, tetapi tak tahu yang mana atasan Darren.
“Kau bekerja di sini?” tiba-tiba Darren bertanya sambil menatap dalam pada Xavier Xiang. Jika, Xavier memang bekerja di sini, mungkinkah Darren bisa mengorek sesuatu dari pria ini?
Xavier segera menggeleng sambil tersenyum. “Tidak, kawan. Aku hanya bekerja paruh waktu saja. Kebetulan hari ini ulang tahun Nona Muda.”
“Hei, pelayan! Bawa minuman itu kemari.” Seseorang memerintahkan Xavier agar membawakan minuman. Memang sudah tugas Xavier dalam melayani tamu undangan malam ini, tetapi hampir lupa setelah mengobrol dengan Darren.
“Sebentar, Tuan,” Xavier membalas dengan ramah. Dan sebelum pergi, ia berkata pada Darren. “Aku harus bekerja. Kita mengobrol lagi nanti.” Xavier segera melenggang dengan nampan di tangannya. Pria itu tampak profesional saat sedang bekerja.
Darren bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda dari Xavier Xiang. Pria itu tidak seperti kebanyakan pekerja paruh waktu. Ah, tapi apa pun itu, bukanlah urusannya. Darren memiliki hal lain yang harus dikerjakannya sebelum Rose—si beruang putih mencarinya.
Dia cepat-cepat menghindari keramaian tersebut, tetapi banyak gadis-gadis yang, malah memerhatikan dirinya. Matanya mencari-cari cara agar dapat pergi ke lantai atas tanpa menimbulkan banyak perhatian.
“Tampan sekali. Tuan Muda dari keluarga mana, ya?” Seorang gadis berseru, membuat yang lainnya juga menatap ke arah Darren.
“Sejauh ini aku sudah berkenalan dengan banyak Tuan Muda di Kota B, tapi belum pernah melihatnya. Apa dia orang kaya baru?”
“Kalau, iya, aku akan menjadi yang pertama berdansa dengannya.”
Para gadis memberanikan diri menghampiri Darren, yang membuat Darren tersentak. Padahal ia berpikir gadis-gadis kaya itu hanya sedikit penasaran dan tidak akan mendatanginya. Kalau begini bagaimana Darren bisa bekerja?
Kakinya melangkah menjauh dari para gadis itu. Masih berusaha mencari cara agar dapat ke lantai dua. Akan tetapi, dia sebaiknya memikirkan cara menghindari para gadis itu. Siapa yang menyangka ketampanan Darren tak bisa ditutupi oleh setelan jas seorang pengawal?
“Ada apa dengan kalian semua?” pekik salah seorang gadis berambut pendek sebahu. Dandanannya cukup elegan dengan paras terlihat sedikit angkuh. Dia adalah Lena Xu—salah satu dari cucu pengusaha properti di Kota B. Gayanya memang selangit seolah-olah paling kaya di kota ini. Lena Xu menyilangkan tangan dan menoleh pada Darren lalu berkata, “Dia hanya seorang pengawal. Tuan Muda apanya?!”
Selamat! Sepertinya Darren Wei sudah membuat masalah untuk dirinya. Dia hanya ingin bekerja, bukan berkenalan atau pun berdebat dengan kalian. Tampaknya, saat ini dia tidak bisa lepas dari masalah ini.
“Mengapa seorang pengawal sepertimu bisa ada dalam pesta ini?” Lena Xu bertanya pada Darren Wei sambil tersenyum mengejek. Gadis ini tahu bahwa Darren merupakan pengawal utama Rose, dan sedang mencari masalah.
Darren Wei masih bergeming di tempatnya. Malam ini dia merasa dirinya tidak profesional dan telah membuang banyak waktu. Apalagi ditambah para perempuan ini sedang mencari masalah dengannya.
Benar-benar memusingkan. Ia lebih memilih berkelahi dengan para pria. Setidaknya, mereka adu fisik, bukan adu mulut.
“Aku sedang menemani atasanku.”
“Oh, dan siapa itu atasanmu?”
“Aku,” jawab sebuah suara dari balik kerumunan.
Mendengar suara itu, Lena Xu tersenyum miring. Dia menengok ke belakang tanpa membalikkan badan. “Rose. Apa kau tidak salah membawa masuk seorang pengawal kemari? Padahal tidak ada orang jahat di pesta ulang tahun Esme. Kupikir kau tidak menghargai kebaikan dan perlindungan dari keluarga Song.”
Rose Guan yang dibalut gaun ungu bertabur pertama pada kerahnya dan bagian bawah roknya—tidak terlalu mencolok, tetapi terlihat seperti langit berbintang. Gadis itu melewati Lena Xu lalu menghentikan langkahnya dan membelakangi Darren Wei.
Segera Darren melangkah ke dekat Rose. “Aku minta maaf telah menimbulkan kekacauan.”
Rose mendelik tajam ke arahnya. “Bukannya sudah kukatakan agar tidak mencolok? Kau, malah membuat dirimu menggemparkan pesta.”
Sebenarnya, tidak boleh membawa pengawal ke dalam pesta tersebut karena keluarga Song sudah memastikan keamanan daripada tamu undangannya. Jadi, tidak akan ada masalah jika Darren tetap berada di luar. Hanya saja, Rose mengajak Darren ke dalam aula megah itu. Bukan apa-apa, Rose hanya ingin menunjukkan pada Darren bahwa Esme Song bukanlah level Darren.
“Lena Xu sejak kapan kau mengurusi orang lain? Aiya, aku lupa jika pekerjaanmu adalah mengurusi urusan orang lain—”
“Apa maksudmu—”
“Darren Wei adalah pasanganku malam ini. Jadi, dia bukan hanya sekadar pengawal biasa,” terang Rose. Kemudian ia menyeringai pada Lena Xu. “Apa kau iri karena pengawalmu sudah berusia 40 tahun dan, bahkan sudah menikah?” ejeknya. Kerlingan mata Rose Guan sangat menarik untuk ditelaah apalagi ketika dia menampilkan cahaya matanya sambil berucap mengejek.
Darren Wei tak bisa membantu, tetapi sedikit kagum pada beruang putih itu.
“Pasanganmu?” Lena Xu balik tertawa mengejek. Ia, bahkan tidak peduli kala tamu undangan menatap ke arah mereka.
Akan tetapi, Darren Wei sangat peduli. Ia merasa tidak nyaman setelah menjadi tontonan para undangan dari kelas atas ini.