Tengah hari memancarkan sinar yang panas membara, membakar permukaan bumi. Ki Renggo Bergowo tengah duduk di beranda depan pondoknya dengan paras gelisah. Matanya memicing menatap jalan setapak yang menghampar di kejauhan, seolah mengawasi siapa yang lewat di jalan itu. Hari ini, Kumbara dan Mahalini belum menampakkan diri di pondok untuk berlatih, padahal tengah hari sudah menjelang. Biasanya mereka datang saat matahari baru saja menampakkan diri di ufuk timur. Ia khawatir ada hal buruk yang menimpa di perjalanan. Namun, hal buruk apa? Bukankah ada penjaga yang cukup banyak untuk menjaga mereka? Lagipula, bukankah Suku Panah Merah sudah ditumpas habis? Lalu apa gerangan yang membuat mereka datang terlambat? Beberapa saat lamanya ia menunggu, sampai ia melihat sebuah iring-iringan berku