Kesadaran baru menghampiri Arslan ketika ingatan akan pekerjaan memenuhi otaknya. Pria itu melirik sebentar pada nakas tempat jam digital berada. Pukul delapan pagi. Ia akan terlambat ke kantor. Arslan mengusap wajahnya secara kasar untuk mengusir sisa-sisa kantuk di wajah. Sebelum menuju kamar mandi, ia duduk di pinggir tempat tidur untuk mengatur napasnya. Pandangannya teralihkan ke arah meja kerja, di mana terdapat buku sholat yang diberikan Alisha kemarin. Disebabkan kesulitan tidur semalam, sehingga Arslan menghabiskan waktunya untuk menghafal bacaan-bacaan di sana. Cukup membantu otaknya cepat lelah, sehingga Arslan bisa tidur usai sholat subuh. Nyaris 40 menit-an waktu yang diperlukan pria itu untuk bersiap. Lalu, Arslan keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Seperti biasa, ia wa