Sembari Arslan menyelesaikan pekerjaan kantor yang ia bawa ke rumah, Edy masih setia duduk di sofa sampingnya untuk menyimak. Sesekali membantu sang atasan ketika menemukan kesulitan, meski Arslan selalu menolak bantuan Edy. Arslan terdiam di sela kegiatannya. Ia kemudian menoleh pada Edy. “Belikan saya makanan di luar!” pinta Arslan dengan nada dibuat tegas. “Baik, Pak,” jawab Edy, lalu seketika berdiri, ia akan pamit, tetapi Arslan mencegahnya sebentar. “Edy!” panggil Arslan. “Saya perlu menghubungi istri saya. Ponsel saya mati sekarang. Saya boleh pinjam HP kamu?” Arslan tidak meminta, tetapi memerintah, jelas dari nada suaranya. Edy pun tampak tidak mempermasalahkannya. Dia menyerahkan smartphone berlogo apel gigitnya pada Arslan, kemudian pamit usai memastikan bahwa makanan kesuk