Seujung Kuku

1006 Kata
Raniya dan Evalinda keluar dari lift, wajah Raniya merona ketika merasakan hatinya berdebar, sungguh ini baru pertama kali buatnya, harus jalan bersama seorang yang terkenal di dunia bisnis dan kini harus memperkenalkannya sebagai pasangan. Ia tidak pernah memimpikan hal ini, jangankan memimpikan hal ini, memikirkannya pun tidak pernah. Ia bukan wanita halu yang suka berkhayal. Jello menatap wajah Raniya yang baru keluar dari lift. Cukup menarik dan cantik. Jello berdebar sesaat dan menyadarkan diri bahwa hal itu tidak mungkin, ia tidak mungkin menyukai seorang maid dan tidak mungkin seorang maid berhasil membuat hatinya berdebar hebat. Jello menghentikan langkah kakinya begitu pun Raniya, lalu menoleh menatap wajah ibunya. “Yes, Mommy?” “Biasakan untuk berjalan sejajar dengan Raniya, jangan membiarkannya di belakangmu, semua orang pasti curiga.” “Iya, Mommy,” angguk Jello kembali melanjutkan langkah kakinya. Raniya kembali ikut dan berjalan di belakang tubuh Jello, pria yang tampan dan mempesona, ketika Raniya melihat Jello pertama kali, Raniya berpikir bahwa ia bertemu dengan seorang pangeran dari kerajaan dan pangeran itu berasal dari keluarga bangsawan. Namun, ketika tahu bahwa pria itu tidak sopan dan sering kasar padanya, ia baru tahu satu hal, bahwa ternyata Raniya salah menilainya, bukan pangeran sopan dan baik hati, tapi pangeran menjengkelkan dan mengesalkan. Raniya naik ke mobil, tepat di sebelah kemudi, sementara di sebelahnya ada supir pribadi, dan Jello duduk di belakang kemudi. “Jello, apa yang kamu lakukan?” tanya sang Mommy membuat Jello menurunkan kaca mobil dan menoleh menatap ibunya. “Ada apa, Mom?” “Kenapa kamu membiarkan Raniya duduk didepan? Raniya itu pasanganmu hari ini, jadi dia harus duduk di sampingmu,” kata Evalinda memiliki banyak aturan, ia seperti seorang penjaga. “Mom, dia itu seorang maid,” kata Jello. “Terus kenapa kalau dia seorang maid? Apakah salah?” Jello membuang napas halus, salah satu hal yang tidak bisa ia lakukan adalah melawan ibunya, Jello harus menguatkan hatinya bahwa ia harus duduk berdampingan dengan seorang maid. “Raniya, turun dan duduk di sebelah Jello,” kata Evalinda membuat Raniya mengangguk. Raniya lalu keluar dari pintu depan dan duduk disebelah Jello, jantung Raniya berdetak begitu kencang, hidupnya selama lima tahun di negeri orang tidak pernah seberuntung ini, meskipun hanya berpura-pura, tapi tetap saja menyenangkan dan membuat hati berdebar hebat. “Jangan lupa dengan ajaranku, Raniya,” pesan Evalinda pada Raniya. “Iya, Madam.” “Ya sudah. Kalian berangkat saja.” Sesaat kemudian, mobil yang mereka tumpangi lalu melaju pergi meninggalkan depan gedung mansion. “Kalau bukan Mommy, aku malas sekali jalan bersamamu,” kata Jello membuat Raniya menggeleng tak percaya, siapa juga yang mau jalan bersama tuannya itu. Tidak mungkin. Ia masih sepenuhnya sadar. “Tuan Muda, saya juga tidak mau jalan dengan Tuan Muda, tapi ini perintah dari Madam, jadi saya tidak bisa menolaknya,” jawab Raniya membuat Jello menggeleng. “Duduk berdampingan dengan seorang maid, benar-benar sejarah dalam keluargaku. Aku membenci ini." “Bukankah maid juga adalah manusia?” “Memang manusia. Siapa yang bilang maid itu hewan? Kamu jangan menguras emosiku sebelum tiba di tempat. Aku tidak suka berbicara dengan orang yang tidak memiliki sesuatu yang dibanggakan sepertimu. Apa yang kamu banggakan? Pendidikanmu? Kamu hanya seorang maid. Kamu harus ingat bahwa kamu tidak akan pernah sejajar dengan kami. Terus kecantikan? Kamu tidak cantik sama sekali." Raniya lalu terdiam, ia tidak melanjutkan lagi perkataannya, karena ia tahu betul bahwa itu hanya akan memperpanjang, yang jelas ia harus mengerjakan tugasnya hari ini, setelah semua ini selesai, ia bisa bekerja kembali dan tidak berurusan dengan Jello. Tak butuh waktu lama mereka tiba didepan karpet merah dan bahu jalan, lalu semua kamera mengabadikan momen tersebut dan mengambil gambar Jello dan Raniya yang baru turun dari mobil. Jello dan Raniya berdiri didekat mobil Alphard miliknya dan membiarkan semua kamera tertuju kepadanya. Ia lalu meraih tangan Jello dan melingkarkan tangan gadis tersebut ke lengannya. Namanya pesta kedutaan yang ramai pasti akan dihadiri banyak artis, aktor dan model terkenal, karena itu dimana-mana semua tamu kedutaan itu di ambil gambarnya untuk dijadikan momen sejarah. Jello dan Raniya lalu melangkah menginjak karpet merah tersebut, sementara Raniya hampir saja terjatuh karena high heels yang begitu tinggi dan membuat betisnya seperti akan meledak rasanya. Jello mencoba mengimbangi Raniya, karena tahu gadis itu pasti tidak bisa mengimbangi dirinya untuk berjalan anggun didepannya. Sampainya di aula pesta, sebagian menghampiri Jello dan Raniya. “Hai, Jello,” ucap seorang wanita dengan dress berwarna merah dengan aksesoris berkilauan. “Hai,” ucap Jello. “Aku merindukanmu,” kata wanita lainnya dan memeluk Jello, mengecup pipi kanan kiri Jello. “Jello, kamu bersama siapa?” “Dia ….” Jello sesaat menoleh melihat wajah Raniya yang berusaha menatap semuanya secara natural, tanpa malu, ramai sekali, ini lah pesta kedutaan, semuanya pasti di undang dari kalangan atas semua. “Pasanganku.” “Kamu tidak pernah dekat dengan siapa pun dan sekarang kamu dekat dengan seorang wanita? Dia sekolah dimana? Dia berpendidikan, ‘kan? Anak konglomerat darimana? Dari luar negeri? Wajahnya cantik, pasti dari Yunani,” seru salah satu wanita yang memegang gelas berleher tinggi yang berisi wine. Raniya merasa risih, ia bukan dari Yunani, dan ia bukan anak konglomerat, ia hanya babu dari Indonesia yang mencari hidup di negeri orang sebagai tenaga kerja wanita, yang diberi gaji oleh sebuah perusahaan dan hidupnya terbelenggu oleh ayah tirinya. Ketika semua wanita didepannya terlihat cantik dan menawan, elegant dan seksi, Raniya benar-benar merasa kecil seujung kuku. Raniya harus berbaur dengan orang-orang kaya, jika Jello mengatakan bahwa sejarah baginya jalan dengan maid dan menjadi pasangan di tempat ini, Raniya juga sama ini sejarah dalam hidupnya berbaur dengan orang-orang kaya, dulu dia bisa berbaur dengan orang-orang kaya di acara resmi seperti ini kalau dia menjadi seorang pelayan, bukan malah menjadi tamu undangan seperti ini. Benar-benar sejarah dalam hidupnya dan akan menjadi pengalaman baginya, bahwa ternyata semua bisa saja terjadi. Orang kaya dan orang miskin sama-sama ciptaan Tuhan. Hanya saja tetap saja derajat mereka berbeda, orang kaya dan orang miskin. Raniya benar-benar akan menjadikan ini semua kenangan. Bahkan banyak artis dan aktor yang ia temui dan menyalaminya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN