Bab 27. Tapi ... Enak

1619 Kata

"Tahan, Sayang," bisik Soni. Ia mencoba perlahan dan terus memberikan rangsangan lembut pada Cia. "Dikit lagi." "Sakit ... Om," rintih Cia lagi. Ia merasa tubuhnya tengah terbelah menjadi dua. Pedih mendera titik sensitifnya ketika pusaka Soni melesak masuk. Ia berteriak lagi seraya mencengkeram punggung Soni begitu erat. Ia tak peduli jika ia berkali-kali mencakar punggung suaminya itu, ia memang merasa sakit dan perlu pegangan. Soni menatap wajah Cia yang memerah dan basah oleh air mata. Ia membelainya pelan lalu mendaratkan kecupan demi kecupan di sana. Oh, ia sangat tidak tega melihat Cia menangis karenanya. "Maaf, Sayang. Sakitnya pasti akan segera hilang, percaya sama aku," ujar Soni meyakinkan. Dunia Cia berubah perlahan. Cengkeramannya yang begitu kuat perlahan melemah karena

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN