Melepaskan tangan Sisilia kali ini, seperti tawar-menawar yang tidak bisa dimenangkan Ambrosio. Ambrosio terpaku di tempat, memandangi punggung Sisilia berjalan menjauhinya. Tidak ada kata perpisahan ataupun sampai jumpa lagi. Dia tidak pergi jauh, tetapi kenapa rasanya kali ini begitu berat melepasnya? Gelap berlalu dalam kesendirian. Membuka mata menghadapi terang disambut kehampaan yang tiada tara. Aroma tubuh wanitanya masih terhirup di udara. Namun sisi peraduan yang biasanya hangat, sekarang dingin membeku. Ambrosio terjaga sepanjang malam. Ia terhenyak menatap langit kamar. Pagi itu, ia memutuskan pergi ke luar untuk sebuah urusan. Namun ketika membuka pintu kamar, hantaman telak mengenai wajahnya. Ambrosio terhuyung ke dalam kamar. "Tetsuya!" bentaknya sambil tertunduk memegangi