9. Gara-gara Ibu

1846 Kata

                “Aaawh! Sakit banget, bu. Pelan-pelan.” Untuk kesekian kalinya, aku meringis ketika ibu membantuku mengganti perban di tangan kananku yang kemarin terluka. “Bentar lagi selesai. Tahan dulu.”                 Akhirnya, aku hanya bisa meringis pasrah sambil sesekali mengaduh ketika ibu meneteskan obat merah lalu membalut lenganku dengan perban baru. Ibuku memang bukan dokter ataupun petugas medis lainnya, tapi jaman beliau masih muda,  ibu pernah bilang kalau beliau dulu aktif ikut keanggotaan PMI dan sering jadi relawan ketika ada bencana. Jadi mudah buat beliau membantuku mengganti perban dengan benar. “Udah, udah selesai.”                 Ibu langsung membereskan kotak p3k di pangkuanku lalu mengembalikannya ke lemari dekat dapur, sebelum akhirnya kembali duduk di s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN