21. Permintaan Sulit

1796 Kata

“Shil, buruan keluar! Kita makan bareng-bareng sotonya!” Aku mendegar ibu berteriak dari luar kamar. “Iya buk, bentar. Lagi ngeringin rambut,” sahutku. Aku tidak mendengar suara ibu lagi, itu artinya ibu sudah kembali ke dapur. Aku merasa jauh lebih baik setelah mandi keramas dengan air hangat. Tadi kepalaku benar-benar terasa pusing karena rambutku basah kehujanan. Belum lagi ujung tanganku juga agak mengkerut karena kedinginan. “Dinginnyaaa!” Aku terus menggosok telapak tanganku begitu keluar kamar dan bergabung di meja makan. “Tadi kehujanan di mana, Shil?” tanya Ayah. “Di Temanggung, Yah. Hujannya dadakan banget, mana langsung deres.”    “Ya udah, tuh makan dulu sotonya. Mumpung masih panas baru ibu angetin,” sahut Ibu sambil membantuku mengambil nasi dan menuangkan kuah sot

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN