Ruby membuka dan menutup matanya beberapa kali setelah membasuhnya dengan air. Kini kedua matanya terasa lebih baik, tidak lagi pedih seperti sebelumnya meski masih tampak merah. “Sssh, apa dia masih di luar?” gumam Ruby sambil mengarah pandangan ke arah pintu. Ia sudah membasuh tubuhnya, penglihatannya sudah lebih jelas, jadi sudah saatnya ia segera keluar. “eh?” Ruby celingak-celinguk mencari handuknya sampai ia teringat bahwa handuknya ada di kamar mandi Rayden. Rayden menggendongnya dalam keadaan telanjang bulat dan pria itu pasti tak memikirkan handuk. Ruby menepuk jidat. Di saat seperti ini ia tidak mau terkesan menggoda Rayden. Bagaimana kalau Rayden tergoda olehnya? Rasanya masih sakit, tak mungkin mereka kembali melakukannya. Tiba-tiba saja Ruby menggeleng keras mengenyahk