“Agh!” Rayden mengacak rambutnya frustasi sambil berjalan ke arah ranjangnya setelah menutup pintu cukup keras. Ia segera bangkit dari atas tubuh Ruby dan meninggalkannya setelah pertanyaan Ruby membuatnya seakan ingin lenyap dari dunia. ‘Ka- kau tidak benar-benar ketagihan, bukan?’ Kata-kata Ruby itu seolah kembali terngiang membuat Rayden ingin berteriak. Ia tidak mau mengakui bahwa ia telah ketagihan, hanya berpikir apa yang dirasakannya normal karena ia pria normal. Di sisi lain, Ruby masih berbaring terlentang sambil menatap langit kamarnya dalam diam. Wajahnya memerah hingga telinga mengingat seperti apa reaksi Rayden sebelumnya. Puk! Kedua tangan Ruby menutupi wajahnya. Ia pun berguling ke kanan dan ke kiri sambil berteriak. Sayangnya, teriakannya teredam oleh kedua tangan