“Di mana dia?” Rayden berjalan cepat menuju ranjangnya yang masih berantakan, memastikan memang ia tak salah lihat bahwa Ruby tidak ada di atasnya. Dan benar saja, ranjangnya kosong, hanya ada bekas pergumulannya dengan Ruby semalam. “Kau sudah pulang?” Rayden tersentak mendengar suara yang sudah ia hapal. Ia menoleh ke arah suara dan menemukan Ruby berdiri di ambang pintu dengan hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya. Rayden menelan ludah, wajahnya mulai berkeringat. Dadanya tiba-tiba bergejolak melihat Ruby. Bukan karena penampilannya, tapi karena apa yang terjadi semalam kembali terngiang. Rayden berusaha bersikap seperti biasa, memasang wajah datar seraya berjalan ke arah Ruby. “Apa yang terjadi?” Wajah Ruby tampak bersemu. Sesekali ia mengalihkan pandangannya seaka