Suatu malam, Igor yang baru pulang berolah raga mengetuk pintu kamar Gema. Dan Gema pun muncul dengan wajah tanya. “Udah beli hapenya?” tanya Igor. Gema mengangguk. “Nomornya?” tanya Igor lagi sambil memegang ponselnya siap menyimpan nomor Gema. Gema tampak gelisah. Dia celingukan melihat-lihat ke arah belakang Igor. Lalu ditatapnya wajah Igor dengan tatapan sedikit resah. Igor menghela napasnya seakan mengerti dengan isyarat dari wajah Gema. “It’s okay,” ujar Igor sambil meletakkan kembali ponselnya ke sakunya. Lalu berlalu dari hadapan Gema. Gema menghela lega setelahnya. Gema benar-benar ingin menjaga perasaan Fani. *** Seminggu kemudian, Gema memulai aktifitasnya lagi seperti biasa. Tentu saja wajah-wajah prihatin menyambut kedatangan Gema, khususnya teman sekelasnya di tem