GDA//8

756 Kata
Memasuki sebuah bangunan kecil dan gelap sekolah itu. Luna menutup pintu dan mengikat rantai besi disana. "Apa kalian tidak akan keluar?" Tidak ada jejak panik atau takut dari suara gadisitu, ia masih bersikap sangat tenang di tempatnya. Beberapa langkah kaki mendekat dari kegelapan. Beberapa orang muncul dengan pakaian serba hitam. Mereka berjumlah selusin orang dan semua membawa senjata api.   Salah satu dari mereka maju dan langsung bertanya pada gadis di depan mereka."How did you find us? (Bagaimana kamu menemukan kami?)"  Luna menekan tombol di anting-anting miliknya. Pakaiannya seketika berubah menjadi set lengkap agen yang memiliki desain khusus. Beberapa senjata tersusun rapi di ring pinggangnya. "Kalian sebagai pembunuh cukup cerewet rupanya,"Ucapnya. "Which group are you from? what is your purpose also the boy's strenghth? (kamu dari kelompok mana? apa tujuanmu juga kekuatan bocah itu?)" Orang-orang itu memperhatikan alat canggih dan senjata yang melengkapi tubuh gadis itu. Jelas dia bukan murid biasa, tapi pastinya pembuluh profesional. Kacamata hitam milik Luna langsung menampilkan data-data orang itu. [Musuh terdeteksi!]  [Status : Orange] [Izin pemusnahan diberikan!] [Identitas : Organisasi mafia di Inggris] [Jumlah : 12 orang]   Luna selesai membaca informasi tersebut. Menghadapi lawan yang jelas lebih banyak darinya yang hanya seorang diri, gadis itu masih tetap berdiri dengan tenang.  "Bukankah kalian mengincar batu permata Itu? Tapi target kalian hanya memiliki serpihan saja,kan."   Para pembunuh itu mulai kebingungan dengan kondisi saat ini. Tetapi yang paling membuat mereka terkejut adalah benda yang dikeluarkan gadis itu.Sebuah batu permata yang seukuran kepalan tangan orang dewasa, keluar dari tubuh gadis itu. Batu itu mengeluarkan asap merah yang tebal dan gelap, seperti dewa kematian yang semakin dekat. Mereka langsung takut dan juga waspada. Bos mereka sudah menyampaikan pada mereka tentang kekuatan yang akan dimiliki oleh pemilik serpihan, tapi gadis ini memiliki batunya dengan utuh. "Who...who are you really?!"   Pedang hitam muncul di hadapan mereka,suhu dalam ruangan langsung jatuh ke titik beku. Mengayunkan pedang itu dengan lihainya, Luna tersenyum bahagia. "You worst nightmare."   Dari dalam bangunan itu terdengar suara teriakan dan beberapa benturan keras. Tapi dari pihak sekolah tidak ada yang akan merasakannya. Setelah beberapa menit berlalu, kondisi di dalam bangunan itu sangat mengerikan. Beberapa mayat tergeletak di tanah dan tubuh mereka hancur di beberapa bagian. Luna berdiri disana seorang diri,pedang di tangannya meneteskan darah.   [Status : Aman]   "Hmm...pembunuh ini cukup lemah. Apa mereka terlalu sombong?"   [Anda yang terlalu kuat!]   "Begitukah?" Tanyanya dengan polos menunjuk dirinya.   Menekan tombol di anting-antingnya lagi, pakaiannya kembali semula. Seragam sekolah putih bersih tanpa ternoda oleh darah. Pemandangan ini cukup memberikan mimpi buruk bagi siapapun yang melihatnya.   "Aktifkan teleportasi." perintahnya pada AI. Tubuhnya diselimuti cahaya putih dan langsung menghilang dari tempat itu. Sedangkan mayat-mayat tadi langsung dibersihkan oleh Tim Peter yang juga baru datang melewati Teleportasi.   Ding.   Sosok Luna muncul di samping bangunan kelasnya. Dia berjalan pergi dari sana seakan tidak ada yang terjadi. Baru saja akan berbelok, tubuhnya kehilangan keseimbangan dan jatuh. "Pfft...uhuk...uhuk..." Dia memuntahkan seteguk darah,beruntung dia sudah menutup mulutnya dengan tangannya jadi pakaiannya tidak ternoda.  [Status : Lemah] [Akibat penggunaan terlalu banyak kekuatan secara konstan, tubuh anda jadi lemah.] [AI segera mengaktifkan sistem penyembuhan!]   Beberapa saat kemudian, Luna sudah bisa merasa enak dan nyaman. Tubuhnya sudah memulihkan tenaganya kembali.   [Status : Aman]   Kembali ke kelasnya, Luna langsung duduk dan membaringkan kepalanya diatas meja. Dia menghembuskan nafas lega setelah akhirnya bisa berbaring walau tidak di kasur. Beruntungnya juga, guru pelajaran selanjutnya tidak datang ke kelas jadi semua murid bebas. Salah satu murid perempuan mendekati meja Luna dengan keberanian yang sudah dikumpulkan. "Itu...murid baru...Luna..."   Mendengar ada yang memanggilnya, sontak dia bangun dan menatap gadis di depannya. "Sesuatu?"   "Kamu mau nggak jalan bareng sama kita setelah sekolah berakhir?"   "Alasan?" Tanya Luna pada gadis itu.   "Itu...kamu kan murid baru, jadi aku mau ajak kamu jalan bareng untuk mengenal kota ini. Bagaimana?"   ".........." Apa dia terlihat sangat mengenaskan? Dia bisa mengenal kota ini dengan mudah.   Melihat Luna yang diam, gadis itu tidak menyerah. "Ayo kita jalan bareng,Luna. Oh iya, namaku Yuna. Aku juga pindahan dari Korea."   Karena sama-sama murid pindahan, Yuna berpikir bahwa Luna akan setuju jalan bersamanya. "Bagaimana?"   Melihat wajah penuh harap gadis itu, ia tidak enak menolaknya." Besok saja,bagaimana?"   Mendapatkan persetujuan Luna, gadis itu tersenyum lebar. "Oke. Boleh aku minta no ponselmu?"   "Tentu." Luna memberikan ponselnya pada Yuna, membiarkan gadis itu memasukkan nomornya sendiri. Gadis itu pergi setelah menyimpan nomornya.   [Sebuah keajaiban anda ingin dekat dengan gadis itu.]   "Dia cukup harum."   [...Apa anda anjing?]   Luna mendengus dingin dan berbalik melihat pemandangan diluar jendela. "Aku orang baik."   [................]   Apakah orang baik adalah orang yang sama melakukan pembunuhan tadi?                     Bersambung......    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN