Selama sebulan ini berlalu, Luna kembali lagi ke rumah mewah itu. Pakaian yang dia pakai masih pakaian santai yang cocok untuk penampilannya saat ini.
"AI!"
Sebuah tampilan panel tentang informasi milik targetnya langsung muncul, dia membacanya sambil berjalan.
[Host tersayang. . . Menurut data yang kami peroleh menyatakan bahwa Serpihan batu ajaib dalam tubuh target membuat dia mengalami rasa panas yang membakar dari dalam tubuhnya.]
"Kenapa hal itu bisa terjadi?"
[Host, kekuatan batu itu tak mampu ditampung oleh manusia biasa, beda dengan Anda yang sudah dipilih oleh kekuatan tersebut, sehingga mampu mengembangkan kemampuan tubuh dan memberi anda kekuatan yang kuat.]
[...tetapi,bocah itu beruntung bahwa dia hanya akan mengalami rasa panas. Saat anda ingin menyerap kekuatan serpihan itu. Anda harus menunggu lonjakan energi yang dahsyat baru anda bisa melakukannya.]
"Baik.Aku mengerti."Setelah menerima info itu, Ia berjalan ke arah pintu dan langsung mengetuknya beberapa kali.
Seorang remaja yang sedikit lebih pendek darinya membuka pintu itu. Dia mengenakan satu set seragam sekolah menengah, berarti akan pergi sekolah. Remaja di depannya memiliki rambut hitam yang berkilau di bawah cahaya matahari,dan sepasang mata biru yang khas orang barat pada umumnya. Tapi wajahnya memiliki campuran Asia juga.
Luna sedikit membungkuk untuk menyamakan tinggi mereka. "Selamat pagi. Aku pengawal baru."
"Pengawal baru? Apa orang tua itu yang menyuruhmu untuk menjagaku?Sangat menyebalkan,"Ujar Bocah laki-laki itu dengan dingin,bahkan tatapan matanya dipenuhi jejak menghina dan jijik. Jelas hubungan ayah-anak ini tidak baik.
"Jangan suka mengatakan kalimat kasar seperti itu. Kamu anak-anak seharusnya tumbuh dengan kebahagian." Luna menepuk kepala bocah itu dengan lembut,dia menganggap bocah ini sangat lucu. Seperti landak yang memamerkan duri kecilnya.
"Kamu terlalu banyak ikut campur urusan orang lain."Bocah itu berbalik dan berlari ke lantai atas. Cara dia lari membuat Agen itu memperhatikannya dengan serius, sangat cepat dan lincah.
Seorang wanita duduk di sebuah sofa juga melihat kedatangan gadis itu. Luna melihat wanita berpakaian anggun yang tidak ditemui kemarin."Halo Nona Luna.Terima kasih sudah mau menjaga putra kami."
Nyonya Albert tersenyum layaknya wanita bangsawan yang ramah,tetapi gadis itu tahu bahwa wanita ini adalah tipe ibu yang lebih memilih keluar berkumpul dengan tema-teman sosialnya daripada menjaga anaknya.
"Sudah menjadi tugasku,Nyonya Albert,"ujar Luna dengan ekspresi tenang,dia juga berjalan menaiki tangga lantai atas. "Saya akan menemani Tuan muda pergi sekolahnya."
"Ba-baik."Nyonya Albert menjawab dengan gugup,dia tahu bahwa gadis ini lebih berbahaya daripada apapun. Walau dirinya tadi diabaikan oleh gadis itu, dia tidak berani menyatakan kemarahannya.
Di lantai atas,Luna menekan gelang di tangan kanannya."Halo...Apakah misimu berjalan dengan baik? " Suara si Peter terdengar dari gelang miliknya.
"Tolong berikan set alat komunikasi dan pelacak padaku." Luna langsung mengatakan keperluannya.
"Baik.Akan tiba dalam beberapa saat lagi." Tidak lama kemudian,cahaya kecil berbentuk persegi muncul dan sebuah kotak berisi cincin jatuh ke tangan Luna.Gadis itu masuk ke dalam kamar bocah laki-laki itu.Hans sedang memasukkan bukunya ke dalam tas dan melihat kedatangan orang asing ke dalam kamarnya.
"Kenapa kamu masuk kamar orang lain tanpa izin." Hans merasa kesal karena sikap santai gadis itu yang masuk dalam kamarnya sesuka hati.
Ding.
Dari telapak tangan gadis itu, sedikit ada getaran dan sebuah kotak cincin telah diberikan padanya oleh Peter. Luna berjalan mendekati Hans, lalu dengan sekali tarikan menarik tangan remaja itu.
Luna mengabaikan keluhan kecilnya,gadis itu mengambil tangan kanan Hans dan memasukkan cincin berwarna hitam ke jari manis bocah itu.
"Apa kau melamarku?Dasar gadis tidak tahu malu."Bocah itu memaki Luna secara terang-terangan,bahkan dia menatap cincin di jarinya dengan jijik.Dia bersiap menarik cincin itu,tetapi langsung di cegah oleh suara gadis itu.
"Dengar Bocah! Aku tidak ingin bertele-tele.Kau itu Lemah dan sekarang menjadi incaran Mafia dan geng hitam lainnya. Tugasku adalah menjaga benda dalam dirimu itu, paham?"
Hans terkejut.Dia sangat menyadari bahwa sejak benda asing itu memasuki tubuhnya,dia selalu berada dalam bahaya. Sekarang gadis ini mengungkit hal ini,membuktikan bahwa dia sangat menyadari betapa berbahaya kondisinya saat ini.
Hans tidak menerima tatapan simpati dari siapapun, saat dia mengangkat kepalanya. Bukan simpati, tapi tatapan mata gadis itu sangat dalam dan tenang.
"Siapa kamu sebenarnya?" Gadis ini sangat mudah dari dirinya.
Luna mengangkat sebelah alisnya sedikit. " Luna Queenzia."
Hans mengernyitkan keningnya, dia pernah mendengar nama ini. Dia ingat saat itu dirinya sedang memasuki website pasar gelap dan menemukan nama ini.
"Luna Queenzia,Iblis Pembunuh dari BlackRose."
Seorang Agen yang tidak hanya menjalankan penyamaran berbahaya,dia juga sudah membunuh banyak konglomerat dan pejabat dalam beberapa tahun terakhir. Nama lengkapnya disimpan dan dirahasiakan sangat ketat oleh pihak pasar gelap, beruntung dia berhasil menerobos pertahan file mereka.
Hans menemukan banyak sekali data tentang berapa berbahayanya agen itu. Dan julukannya lainnya adalah Queen atau Ratu gelap.
"Kenapa kamu menerima jadi pengawalku?" Mengetahui betapa hebat dan berbakat orang ini, Hans mulai merasa penasaran.
Luna tidak menyembunyikan niatnya yang sebenarnya dan langsung berkata, "Kekuatan dalam tubuhmu adalah sisa serpihan yang dimiliki oleh benda dalam tubuhku. Tugasku adalah menjagamu tetap aman dan mengambil kembali milikku."
"A-Apa?" Hans terperangah. Maksud dari Luna jelas adalah bahwa dirinya juga memiliki kekuatan aneh yang sama dengan dirinya, tapi dia lebih besar dan kuat.
Luna menarik tangan Hans dan mulai mengutak atik cincin di jari manis itu. "Kenapa si bodoh itu malah membuatnya di jari manis…." Gumam Luna yang terdengar kesal.
Pantas saja terlihat bahwa dia sedang melamar seorang remaja saat ini. Peter pasti sedang cari masalah dengannya. Jika pulang nanti, pasti akan ku beri dirinya pelajaran.
Cincin itu mengeluarkan cahaya kecil berwarna biru beberapa kali dan menghilang. Luna berdiri dan merapikan sedikit pakaiannya. "Alat pelacak yang dibuat oleh orang-orang kami sangat bagus. Di Dalamnya juga sudah disimpan alat pelindung otomatis untuk jaga-jaga."
"Kamu...memberikan benda seperti ini padaku?"
"Tentu saja." Balas Luna dengan singkat. Dengan pengaturan ini, maka keduanya akan terhubung dengan cepat dan lebih mudah mengamankan si Hans dari bahaya.
Luna tidak ingin musuh-musuhnya menjadikan bocah ini sebagai alat kekuasaan, jadi lebih cepat dia menyerap kekuatan ini. Lebih aman lagi nyawanya.
"Bukankah kamu ingin sekolah? Maka pergilah sekarang. Serahkan keamanan padaku." Ucapannya dipenuhi ketegasan dan kepercayaan diri yang tidak bisa diabaikan. Apalagi saat mata indah gadis itu bersinar lebih terang. Membuat Hans takjub dan terpesona. Mata gadis itu jelas lebih langka dari orang asia pada umumnya..
"Apakah orang tuamu juga dua orang dari negara berbeda?" Hans bertanya.
Luna mendengus dan berjalan keluar dari kamar tersebut. "Orang tuaku…." Perkataannya tidak selesai, karena dia sudah cukup jauh dari kamar itu. Keduanya masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan dan pergi ke sekolah bersama.
BERSAMBUNG