Dalam perjalanan ke sekolah, suasana di dalam mobil sangat tenang. Hans sibuk memeriksa pekerjaan sekolahnya dari tablet yang dia bawah. Sedangkan Luna, ia memeriksa keamanan setiap lokasi di sisi sekolah menggunakan alat yang dia bawah.
Hans kadang akan meliriknya dengan perasaan lagi dan ingin tahu. Tapi karena egonya lebih besar dan dia juga sensi, maka dia memilih diam saja.
Beberapa menit kemudian, mobil yang mereka kendarai sudah sampai di sebuah bangunan besar dan mewah. Jelas-jelas ini sebuah kastil tua, tapi diubah menjadi sekolah elite untuk anak-anak seusia Hans.
"Kenapa sekolah anak jaman sekarang sangat aneh yah,"Ucapnya saat melihat gaya bangunan eropa tersebut.
[Inilah yang dimaksud dengan selera aneh para manusia saat ini. Tapi menurutku lumayan.]
Luna keluar terlebih dahulu dari mobil,dia sudah mengganti gaya pakaiannya seperti anak remaja pada umumnya. Padahal saat ini dia sudah berusia 20 tahun, tapi karena wajahnya yang terlihat muda, semua orang akan menganggapnya anak remaja yang normal pada umumnya.
[Anda cukup cocok dengan pakaian itu,Host.]
"Diam." Perintah gadis itu yang merasa aneh dengan pakaian yang dia kenakan saat ini.
Beberapa murid yang tidak mengenali Luna menganggap gadis itu adalah murid baru sekolah ini. Mereka dibuat tercengang dengan penampilan Luna yang sangat Eye-catching . Rambut dan matanya berwarna perak keunguan. Walau tidak jarang ada murid yang memakai Softlens dan mewarnai rambutnya di sini. Tetapi,penampilan gadis itu lebih unggul dari siapapun di sini. Tingginya sekitar 1,7 meter dan sosoknya langsing bak model internasional.
Luna mengetuk jendela sisi Hans dan berkata, "Kau duluan saja Tuan Muda. Saya harus melapor pada pihak Administrasi sekolah."
Hans mengangguk dan berjalan masuk. Sikapnya sangat tenang dan pendiam, tapi wajahnya adalah hal yang menjadi objek mata semua orang,mereka hanya akan menyebut satu kata untuk sosok pemuda itu, yaitu Mempesona.
Setelah melihat kepergian Hans. Dia berjalan ke arah kantor guru yang dengan mudah ia temukan,pada lah sekolah ini sangat luas dan besar
Tok.
Tok.
Tok.
Dari dalam ruangan,suara seorang wanita muncul dan memanggilnya.
"Silahkan masuk,Nona Luna."
Luna masuk dan langsung duduk di kursi depan meja wanita itu. "Selamat pagi,Bu."
Wanita itu adalah kepala sekolah disini dan ia bernama Ibu Liza. "Oh Siswa baru.Saya sudah menerima surat pindah anda. Anda pindahan dari Jerman kan? Kelas anda ada di lantai 3 kelas 3-2." Setelah mengetahui kelasnya.Gadis itu berjalan keluar ruangan dan menekan tombol di gelangnya. Ibu Liza memberikan map sekolah padanya,karena beliau harus mengerjakan sesuatu saat ini.
"Apa kau sudah selesai?" Suara si Peter muncul dari gelang komunikasi nya.
"Um."Jawab Luna dengan singkat.
"Maka kami akan melakukan pengamanan di sekitar sekolah." Tutur pria itu.
"Oke."
Kelasnya berada di lantai 3 yang bertepatan kelasnya dengan kelas milik Hans. Jadi,memungkinkan dia untuk bergerak lebih cepat, jika targetnya berada dalam bahaya. Cincin yang dia berikan padanya bukan saja sebagai alat komunikasi dan pelacak. Tetapi,sebagai alat pelindung dari serangan tiba-tiba. Keamanan bocah itu bisa dijamin dengan baik.
Sebelum ke kelasnya, dia terlebih dahulu melakukan hal lain. Bergerak ke setiap sudut dan sisi sekolah, dia memasang beberapa bola besi kecil dan menancapkannya. Menggunakan kacamata khusus, Luna melihat sebuah perisai tak kasat mata yang berhasil dipasang dengan baik.
Sistem AI langsung menampilkan panel di depannya.
[Area yang telah diidentifikasi : Sekolah]
[Tingkat keamanan : Baik]
Luna mengambil beberapa besi panjang yang berukuran 10 centil dan menancapkannya ke setiap sisi sekolah. Aliran listrik dengan tenaga tinggi mulai terbentuk dan perlahan menghilang.
[Senjata yang telah dipasang : Penghalang tingkat tinggi dan Tongkat aliran listrik bertenaga maksimum]
[Kegunaan : Dua senjata ini akan memberikan serangan balasan dan perlindungan dalam area yang telah diatur. Alat akan aktif jika mendeteksi penggunaan senjata berat dan berbahaya dalam area tersebut.]
Peter yang menerima informasi yang sama juga dengan yang diberikan pada Luna, langsung menekan salah satu tombol di keyboard miliknya.
[Pemasangan selesai!]
Luna selesai melakukan misinya,ia kembali berjalan ke arah kelasnya lagi. Dia beberapa kali berbelok dan menaiki tangga. Ternyata kelasnya berada di lantai atas. Luna juga bertemu dengan beberapa murid yang menatap ke arahnya tanpa bisa mengalihkan pandangannya mereka.
"Kamu sangat terkenal di sekolah yah," Ucap Peter dengan nada menggoda.
Luna menyipitkan matanya dan berhenti di sudut lorong. "Jika kau ingin mati,bilang saja."
"Hahaha...kamu sangat berdarah dingin!" Umpat pria itu dan langsung mematikan alat komunikasinya.
Gadis itu merapikan poninya sedikit dan kembali berjalan ke arah kelasnya. Dia menemukan bahwa kelasnya berada paling sudut. Saat dia melewati jendela yang tingginya sekitar bahu, dia langsung menemukan beberapa orang yang sontak melihat ke arahnya.
"Lihat ada murid baru,"ujar salah satu murid laki-laki disana.
Beberapa murid yang penasaran ikut melihat kearah jendela lorong kelas mereka. Pemandangan yang menyambut mereka adalah rambut perak keunguan yang berkilau, gadis itu memiliki wajah oval dan cantik. Kulitnya putih,sedangkan bibirnya kemerahan tanpa memakai lipstik. Gadis itu memiliki sepasang mata violet yang langka.
"Sangat cantik…"
"Dia orang campuran yah? Lihat saja wajahnya itu."
"Apa dia murid kelas kita? Kenapa aku baru tahu yah."
"Dia mewarnai rambutnya,kan?"
"Matanya itu asli atau dia pakai softlens?"
Sebelum membuka pintu kelas, Luna berhenti di tempatnya. Dia sejujurnya tidak nyaman berada dalam ruangan yang banyak orangnya. Semakin kuat batu ruby dalam tubuhnya, semakin tajam indera dalam tubuhnya. Seperti aroma yang mereka keluarkan,sangat menyengat dan bau.
Sangat berbeda dengan Hans sendiri, remaja itu memiliki aroma yang menyegarkan seperti jeruk dan mint. Bau orang-orang dalam ruang kelas sangat buruk, hidungnya sangat sensitif dan tajam.
"Apa aku harus masuk?"
Sistem muncul dan menjawab:
[Bertahan saja. AI akan menurunkan ketajaman penciuman anda,bagaimana?]
Gadis itu menggelengkan kepalanya dan menolak."Aku profesional dan akan baik-baik saja."
[Baik.]
Luna mengambil sebuah botol kecil dari dalam sakunya. Dia mengambil sebuah pil kecil dan memakannya. Menghembuskan nafas lega, dia akhirnya bisa menenangkan perasaan buruknya itu.
Ding!
Ponsel di sakunya bunyi,sebuah pesan muncul dari nomor remaja itu. Sebuah pesan yang menurut ia aneh tapi juga menyenangkan dirinya.
"Jangan membunuh murid tidak bersalah."
"............."
Apakah dia terlalu menyeramkan di mata anak-anak? Padahal wajah ini sangat indah dan menarik. Apakah orang jenius memang aneh? Atau dia benar-benar menakutkan? Manusia memang aneh dalam hal estetika.
Bersambung . . . . .