Part 15: Mendadak

1175 Kata

Ada apa? Kenapa suasana menjadi tegang seperti ini? "Ah, lupakan. Tutup mulut kamu sebelum kemasukan lalat," pintanya. Dasar, membuatku pensaran saja. Sebenarnya, apa yang ingin pria ini katakan? "Pak, ke rumah saya, ya," kataku pada Pak Supir. Setelah mengiyakan, kami diam lagi. Seberti kuburan saja. Sunyi dan senyap. Suasana seperti ini membuatku mengantuk. "Tabitha! Sudah sampai!" Kurasakan tepukan kecil pada pipiku sehingga mau nggak mau, mataku ini harus terbuka. "Oh? Oke." "Tunggu!" Tangannya menarik lenganku, menahanku untuk keluar dari mobilnya. "Apala.." Cup! Iya! Sebuah ciuman mendarat di pelipisku. Membut seluruh wajahku memerah seperti kepiting rebus. "Sudah sana. Have a good night, sleep thight, Sayang." Aku memerah, malu akan ucapan selamat malamnya yang terg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN