"Kamu kenapa, hmn?" tanyanya. "Aku... 'kan kerepotan harus meeting sama PT. Angkasa Jaya. Itu juga pertama kalinya aku presentasikan proposal." Aku cemberut menatapnya. Memincingkan mataku lebih tajam. Padahal bukan itu sebenarnya yang ingin kusampaikan. "Kan ada Dimi, Sayang. Lagian manja banget sih kesayangan aku ini?" Tangannya yang selalu kukagumi itu menyubit pipiku. Semua bagian dari dirinya memang selalu membuatku kagum. "Ih, apaan sih! Jangan terlalu romantis lah, bikin aku mual tau!" sinisku. Jual mahal dikit boleh kali, ya? batinku terkekeh. "Kamu hamil, ya? Pake mual segala." "Hamil anak siapa? Bikin anak aja nggak pernah! Mulut kamu tuh bener-bener, ya!" "Ya udah! Jangan marah-marah terus. Udah sembuh demamnya?" tanyanya sambil meraba keningku kemudian turun