Part 8: Air Panas

1093 Kata

Satu jam aku menunggu sambil mondar mandir seperti setrikaan. Sudah tiga puluh menit berlalu aku mendengar suara orang berbincang-bincang dibawah. Pasti itu Rafa dan si Manis Talitha. Mengingat namanya, membuatku rindu. Pada anaknya, bukan bapaknya. Ingat! Suara langkah kaki menaiki tangga terdengar sampai ke telingaku, membuat jantungku yang tadinya sudah berdebar, semakin menjadi-jadi. Cklek! Mama yang sedang menggandeng Lili, masuk ke dalam kamar. Kupikir Rafa yang akan kesini mengingat sikapnya yang sedikit kurang sopan. "Tuh, dicariin calon suami kamu. Kamu utang penjelasan, ya, sama Mama. Awas aja kalau nanti sesudah mereka pulang nggak kamu jelasin," ancam Mama. "Kangen," pekik Lili sambil berlari ke pelukanku sehingga tautan tangannya dengan Mama terlepas. "Kaka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN