"Cuma orang asing yang sebentar lagi akan jadi mama tirinya. Selama delapan tahun ini Talitha baik-baik aja sebelum kamu datang. Jadi, jangan coba-coba mengguruiku bagaimana aku harus bersikap. Mengerti?!" Hatiku. Rasanya seperti ada yang meremas, menyakar bahkan mencabik-cabiknya. Entah seperti apa lagi bentuk hatiku saat ini. Nggak terhitung lagi berapa kepingan yang hancur mengikuti kepergiannya. Pria itu pergi meninggalkanku menuju ruang kerjanya. Bantingan pintu menjadi hadiah darinya bersamaan dengan air mataku yang luruh. Aku berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Sekuat tenaga, kutahan bulir-bulir kristal bening itu agar nggak berjatuhan lebih banyak. Tapi apa daya, usahaku nggak membuahkan hasil. Malah semakin deras dan lama kelamaan menjadi sebuah isakan. Sekarang a