Part 24: Salah Paham

1613 Kata

Rafa menggeram tertahan kemudian mengeluarkan tangannya dari balik gaunku kemudian menjauhkan wajahnya dari leherku. "Sayang." "Mas," ucapku bersamaan dengan panggilannya. Bibir Rafa sekarang berada tepat di depan bibirku. Jarak bibir kami hanya beberapa mili saja. Nyaris menempel. Rafa memejamkan matanya kemudian pria di hadapanku ini memindahkan tubuhku ke tempat semula. Tangannya yang terulur segera kusambut dengan suka cita. "Kamu mau makan apa?" tanyanya dengan tangan kami yang masih saling tertaut. "Makan disini atau di luar?" tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya. Aku malah mengekorinya menuju daerah pantry dan berhenti di depan kulkas berpintu dua. "Di luar aja, ya. Aku takut kejadian barusan terulang lagi atau bahkan ada lanjutannya." Pipiku bersemu merah mendengar kata-ka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN