Bab 62 - Misteri Sekolah Tahun Lalu

2200 Kata
Chery dan Panom masih merasa canggung karena ketidaksengajaan sebelumnya. Padahal kejadian yang memalukan itu sudah cukup lama berlalu. Sesekali Chery meraung pelan dan mengucapkan sumpah serapah. Tiba-tiba ia teringat, “Dimana Ardy?” tanyanya dan melihat ke arah Panom. Ardy tidak terlihat semenjak mereka pindah ke Aula olahraga.    Tanggapan Panom hanya, “Huh? Huh?” dengan wajah datar. Otaknya benar-benar tidak dapat bekerja dengan baik. Ia seperti orang bodoh yang tidak bisa berbicara dan mendengar. Saling pandang antara mata Chery dan Panom membuat mereka menjadi salah tingkah. Chery menarik napas dan langsung mengalihkan perhatiannya kepada Ohn yang duduk di sebelah Panom.    “Aku tidak tahu. Mungkin dia duduk di tempat lain.” Ucap Ohn karena tidak mungkin ia berada di kamar mandi sedangkan pertandingan sudah lama berlangsung.   “Sebentar lagi mereka akan bertanding, bagaimana bisa dia tidak menyaksikan pertandingan Wish!” Kata Chery kesal.   Mool melihat betapa canggungnya Chery dan Panom.    “Kamu mau duduk di tempat dudukku? Kita bisa berganti.” Tanya Mool. Ia juga merasa bersalah atas kejadian memalukan itu.    “Itu semua juga bagian dari kesalahanku.” Kata Mool mencoba bersikap dewasa.   Chery hanya mengangguk dan tidak menjawab apapun.   “Kau mau atau tidak?” Tanyanya lagi yang bingung karena jawaban Chery. Ia mengangguk tetapi tidak bergerak.   “Kau ingat teka-teki kemarin?” Tanya Chery. Ia mengalihkan perhatiannya. Sebenarnya ia tidak ingin membuat situasi semakin canggung jika ia berpindah tempat. Itu seperti tindakan melarikan diri. Tanpa disadari ia bertindak memilih topik lain untuk dibicarakan dengan Mool.   Wajah Mool seketika menjadi tegang. Ia berharap bahwa teka-teki itu tidak bisa dipecahkan.   “Kenapa?”   “Kau tahu membacanya?” Kata Mool kaget.   “Kau pandai menebak.” Kata Chery tersenyum.   “Apa? Beneran? Aku pikir angka-angka yang aku berikan itu tidak punya arti. Bagaimana kau bisa tahu?” Mool sangat terkejut karena ia tidak ingin terlibat masalah.   “Kau tampak takut. Apa kau menyembunyikan sesuatu?” Kata Chery. Ia menyipitkan matanya dan melihat wajah Mool dengan teliti.   “Kau berlebihan. Apa yang kau tahu dari teka-teki itu?” Tanya Mool mencoba menahan detak jantungnya yang berdegup kencang.    “Kepsek menyembunyikan seseorang di lorong bawah tanah. Kau tahu maksudnya?” Jawab Chery dengan aksen bataknya. Agar suaranya tidak terdengar yang lain, Chery mendekatkan bibirnya ke telinga Mool. Ia harus mengulang beberapa kali agar Mool bisa mendengar apa yang dikatakan dengan lebih jelas karena suara-suara sorakan penonton.   “Benarkah? Dari mana kau tahu itu?” Ucap Mool mendekatkan wajahnya ke arah Chery.   “Wajahmu terlalu dekat.” Kata Chery lalu menjauhkan wajahnya dengan tangan. “Alay.” Ucap Chery pelan agar Mool tidak mendengar.   “Aku dibantu oleh Yin Sin. Kau tahu dia kah? Yang tadi dipanggil terakhir maju ke panggung saat upacara penyambutan. Yang botak.” Kata Chery sambil tersenyum.   “Kenapa kau tersenyum?” Kata Mool heran dan Chery hanya menggelengkan kepalanya.  “Baiklah, kalian tahu dimana ruang bawah tanah itu?” Tanya Mool.   “Kami tidak tahu, seharusnya kau yang lebih tahu karena tinggal di sekolah ini.” Ucap Chery memanjangkan muncungnya.   “Memang, tetapi aku tidak bisa keluar kemana-mana. Harus di Asrama dan juga kantin saja. Kan kau tahu kita saja murid tidak bisa pergi ke sembarang kelas." Jelas Mool   “Wah, memang seperti itu ya disini!” Kata Chery.   “Kepsek yang dimaksud adalah kepala sekolah?” Tanya Mool penasaran.   “Aku juga tidak bisa memastikannya. Apakah kepala sekolah kita pernah berganti sebelumnya?” Tanya Chery.   “Aku tidak pernah tahu sebelumnya. Sepertinya masih dia. Tapi, anehnya yang aku lihat dari kepala sekolah adalah dia tidak bertambah tua sedikitpun. Keriput di wajahnya tidak ada dan dia selalu terlihat segar dan tidak pernah sakit. Selama 16 tahun aku tinggal disekolah ini, aku tidak pernah tahu bahwa kepala sekolah ini sakit.” Jelas Mool.   “Apa mungkin kepala sekolah bisa melakukan hal sekejam itu? Apa dia mengurung murid itu di bawah tanah? Apa tujuannya mengurung murid di bawah tanah?” Ucap Chery. Ia mengeluarkan tanda tanya yang besar jika teka-teki itu memang benar.   “Bagaimana dengan kisah tahun lalu. Bisakah kau ceritakan tentang kisah itu? Apa yang sebenarnya terjadi tahun lalu? Kenapa sekolah tidak menerima murid-murid di tahun lalu?” Tanya Chery.   “Yang aku tahu, Mr. Cat membuat kesalahan dalam merekrut murid-murid.” Kata Mool.    “Tidak ada sesuatu yang aneh tahun lalu?” Tanya Chery.   “Ada anak yang hilang, tetapi tidak ada yang menyadari, entah kenapa cuma aku yang tahu itu. Aku tahu kode itu saat kepala sekolah berbicara tentang seorang murid yang berusaha kabur dan memberikan kode itu kepada Mr. Cat. Apa yang hilang itu adalah murid yang dikurung di ruang bawah tanah?" Ucap Mool membesarkan pupilnya.     “Jika tahun lalu tidak ada seleksi dan beberapa murid dibatalkan, berarti generasi senior Will ya?” tanya Chery.   “Kau kenal Will?” Tanya Mool. Chery masih saja berada di sekolah beberapa hari, tetapi, ia sudah tahu tentang Will.   “Sebenarnya bukan kenal sekali. Aku menghajarnya saat di kapal karena membela Wish yang kalah bermain hoki meja.” Ucap Chery dengan senyuman palsu berharap ia mendapat pengampunan.   Mool menggelengkan kepalanya berkali-kali. Tak henti ia menggelengkan kepala dan berkata, “Aku tak ingin memujimu sama sekali. Dia itu pemenang hoki tahun lalu. Tim nya mendapatkan juara Chery!! KAU BISA MENDAPAT MASALAH KARENA INI. Dia memiliki banyak fans wanita. Jika ada yang tahu bahwa kau melakukan hal yang buruk padanya, kau bisa dicampakkan ke laut di luar pulau ini!!” Kata Mool menakuti Chery.   “Biarlah, siapa yang bisa melakukan hal buruk pada wanita secantik aku.” Kata Chery dengan kibasan rambut indahnya.   “Terserah kau saja.”   “Sudah lanjutkan lagi ceritamu.” Kata Chery dengan nada sedikit membentak.   “Aku hanya tahu itu. Sesuatu terjadi dan penerimaan dibatalkan. Ada segerombolan anak datang dan mengatakan bahwa mereka diterima oleh Gifted International School. Hanya itu.” Kata Mool.   Mool kemudian memiliki ide. “Bagaimana…” Ia berhenti berbicara karena Chery mengumpat.   “Mereka sangat berisik. Aku harus berkonsentrasi melihat bibirmu untuk berbicara!” Ucap Chery keras.   Mool melanjutkan ucapannya, “Bagaimana jika kau langsung berbicara pada Will, dia kan murid yang diterima tahun lalu!” Mool tersenyum dan membayangkan bahwa Chery dan Will merupakan pasangan yang serasi.    “Apa kata mu? Tidak mungkin aku melakukannya. Dia pasti tidak akan mau mengatakan alasannya.” Kata Chery.   “Hei, kau itu keturunan istimewa. Keturunan kalian memang disebut sebagai keturunan acak, tapi kekuatan kalian itu adalah daya pikat, Cher. Gunakan itu!” Kata Mool memainkan imajinasinya.   Chery mengerutkan wajahnya. Ia menyebut kata 'aduh' dan menutup wajahnya ke bawah dengan tangan hingga rambutnya menutupi seluruh wajahnya. Mool mengusap-usap punggungnya dan berkata, “Anak baik.” Chery kembali duduk tegak membuat tangan Mool tercampak. “Ini akan memalukan!!" “Oh iya, sedikit beralih dari topik. Aku ingin mempertemukanmu dengan Yin Sin. Bagaimana?” Ucap Chery melupakan sebentar rencana Mool. “Baiklah, kita akan atur nanti.” Kata Mool. Tak lama kemudian Ardy datang ke arah mereka dan menuju bangku tempat duduk teman-temannya itu. Tetapi, sayangnya tidak ada tempat duduk lagi tersisa untuk Ardy.   “Kau dari mana saja?” Tanya Ohn. Ia berdiri di sebelah Ohn karena tidak ada tempat duduk tersisa untuknya.   “Aku tadi menemui Fredik dan Asio - bagian dari kalian, keturunan istimewa!" Ia berhenti sejenak, "Aku meminta mereka bantuan agak memberikan bantuan dalam pengaturan taktik untuk tim Wish.”   “Benarkah? Kau mengenal mereka?” Tanya Ohn. “Ya, aku kenal. Orang tua mereka beberapa kali bekerja sama dengan perusahaan ayah.” Kata Ardy. Seseorang berkata kepada Ardy bahwa ia menghalangi pandangan mereka dalam menonton permainan. “Apa tidak ada tempat duduk lain?” kata Ardy membungkuk. “Sini, kita bagi dua tempat duduk aku.” Kata Chery memberikan lambaian tangan yang berjarak tiga kursi dari Ardy berdiri. Mool melihat  Ardy pun menuju Chery seraya ia menggeser tempat duduknya lebih dekat kepada Mool dan memisahkan dia dari Panom. Panom dengan matanya yang terbuka lebar memandang senyuman Chery yang tampak sangat bahagia karena Ardy akan duduk di sebelahnya. Ia sedikit tampak cemburu karena Ardy akan memisahkan dia dengan Chery. “Maaf tidak memberikan kabar kepada kalian. Seharusnya aku mengatakan kepada kalian untuk menyisihkan ku satu kursi.” Ucap Ardy dengan lembut dan enak di dengar. Dua pasang mata gadis itu tak henti-henti melihat Ardy dengan senyuman seraya ia berbicara. “Enak bener suaranya.” Kata Mool. Chery menepuk paha Mool. “Dia milikku.” Ucapnya dengan bibir rapat. Akhirnya pertandingan kedua tim Wish pun dimulai. Mereka menuju ke lapangan dan pertandingan pun berlangsung.   “Mereka berkali-kali memberikan serangan.” Kata Chery. “Aku tidak tahu bahwa mereka secepat ini. Saat di pertandingan sebelumnya, aku tidak merasa mereka secepat ini.” Kata Mool   “Itu dikarenakan pakaian mereka. Itu menambah kecepatan akselerasi mereka.” Ucap Ardy. “Benarkah? Itu berarti curang bukan?” Kata Chery. “Bukan, itu namanya keunggulan. Mereka adalah tim yang menang tahun lalu di urutan kedua. Mereka mendapatkan batu yang membuat robot-robot mereka menjadi lebih cepat.” Jelas Ardy.   "Apakah juara satu akan mendapat batu seperti itu juga?" Tanya Chery "Tidak, itu hanya untuk Runner up saja." Jelas Ardy. Chery mendekatkan hidungnya ke arah Ardy karena ia ingin memastikan bau harum yang diciumnya. "Wangi sekali parfum mu." Kata Chery.   Ardy tersenyum saja.      Lima menit awal pertandingan tim Wish sudah mulai kewalahan. Tim tingkat 2 – S itu sangat mengintimidasi mereka. Dalam hitungan lima menit sudah sepuluh kali mereka mencoba memasukkan puck ke dalam gawang. Untung saja Rully, Star dan Junior membantu Max agar tidak kecolongan. Di akhir lima menit, Jay merasa mereka kehilangan kecepatannya. Sekarang mereka mencoba membalas dengan kecepatan yang Jay miliki. Mereka memakai posisi 1-3-1, dimana di bagian depan adalah Junior, di tengah adalah Star, Wish dan Jay. Dibelakang mereka yang berdekatan dengan Max adalah Rully.   Rully bertugas untuk membantu Max, sedangkan Junior mencoba mencari celah agar lawan mengoper puck-nya sehingga mereka memiliki kesempatan untuk merebut puck dari lawan. Mereka saling melihat tetapi kebingungan dalam menentukan waktu yang tepat untuk menyerang. Jay dengan sigap langsung maju ke depan merebut puck lawan. Untungnya, ia berhasil dan mencoba mencetak gol. Yang lainnya mencoba melindungi Jay agar bisa masuk ke zona penyerangan. Ia berhasil masuk ke zona penyerangan dan tinggal satu langkah akhir. Ia memukul Puck keras, cukup akurat dan… GAGAL. Sorakan terdengar dari arah penonton. Teriakan semakin lama semakin panas. Pertandingan ini membuat orang-orang menjadi lebih bersemangat dalam menonton. Mereka tidak menyangka murid tingkat pertama bisa sampai sejauh ini. “Kenapa Jay yang harus terpilih dalam tim itu?” Ucap Chery kesal. “Bisa jadi ia akan mengerjai Wish lagi.” Kata Chery. “Mengerjai apa? Dia sering mengerjai Wish?” Tanya Ardy. “Opss, aku belum kasih tahu kalian kemarin. Saat aku kembali ke ruangan ku, aku melewati ruangan lab mereka. Mereka berbicara dengan seorang pelayan dan menyenggaknya. Mereka juga tertawa dan membicarakan alat yang diletakkan mereka ke dalam tas Wish.” Jelas Chery.   “Maksudmu 'mereka itu' adalah mereka bertiga? Dia dan adik-adiknya?” Tanya Ardy dengan kerutan dagu yang bergaris.   “Ya. Aku lupa menceritakannya kemarin. Merekalah yang mempermalukan Wish dengan tepung di kelas.” Ucap Chery. Ia berhenti sebentar dan melihat wajah Ardy yang ketika marah akan terlihat imut.   “Ini sangat serius. Kau seharusnya mengatakan kepadaku secepatnya.” Ucap Ardy   “Aku lupa karena sibuk sesuatu.” Ucap Chery melirik Mool. Mereka pun saling bertatapan.   Seorang wanita cantik mendekati kursi mereka. Ia datang dari kursi bawah dan menuju tangga untuk sampai ke tempat duduk Chery. Ia menggunakan penjepit rambut di kepalanya berukiran elang, tanda bahwa ia adalah rakyat kalangan atas. Di tangannya terdapat bunga dengan bungkusan putih membungkus bunga-bunga itu menjadi satu. Saat berjalan ia mengatur cara yang benar dengan membusungkan dadanya, berjalan dalam garis lurus – padahal ia sedang menaiki tangga, mengangkat dagunya sedikit dan memainkan bokongnya sesuai hentakan kaki. Ia berjalan dari tempat duduk di bawah mereka. Cukup jauh untuk memastikan wajah seseorang jika tidak mendekati mereka.   “Apa yang dia lakukan?” Tanya Chery melihatnya berdiri di sebelah Mool ingin masuk ke dalam rentetan kursi mereka.   Setelah wanita itu berdiri di depan Mool, ia berkata, “Bisa bergeser?”   Sebelum Chery mengatakan apapun, dengan sigap ia masuk ke dalam barisan mereka. Chery memandangnya dengan kesal seraya melewatinya. Chery juga kesal saat ia harus menyenggol kakinya yang indah saat melewatinya.   “Apa yang dilakukannya? Kursi disini sudah penuh.” Kata Chery.   Wanita itu melewati Ardy dan memberikan bunga ke sebelahnya - Panom.   “Ini untukmu!” Kata wanita itu. Ia memberikan bunga dan memegang coklat di tangan yang satunya. Tindakannya itu membuat yang lain tidak bisa melihat pertandingan, bukannya duduk, malah berdiri saat mengatakan ucapan kagum.   Beberapa menyebut kata, “Cie..Cie..” Dan yang lain marah karena mereka sedang menonton jalannya pertandingan yang seru.   Mata Chery melihat ke arah wanita itu tanpa berkedip dan ingin mendengar apa yang mereka ucapkan. Chery memandang wajah Panom saat wanita itu berkata ingin pilih coklat atau bunga. Ia bisa menebak bahwa itu pastilah seseorang yang pernah jadi pacarnya dan mengajaknya hang out.   “Kau cemburu?” ucap Mool karena melihat wajah Chery. Ia memalingkan wajahnya dari Panom dan wanita itu dan melihat ke arah Mool agar tak tampak curiga. “Kau bisa mengatakannya lebih kuat?” Ucap Chery dengan mata penuh dendam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN