Terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Gery segera menegakkan badannya, mengusap rambut agar terlihat lebih rapi lalu kepalanya menoleh pada arah kamar mandinya berada. Mata melotot tidak percaya. Gurat kekecewaan nampak di wajahnya. Tak lama, tubuh itu kembali merosot menahan rasa kekecewaan ketika Gea berjalan mendekat ke arahnya dengan sikap yang biasa saja. Sungguh inilah yang dinamakan realita tidak sesuai dengan ekspektasi. Gery yang masih memperhatikan Gea dari atas ke bawah, membuat wanita itu risih. Menyilangkan tangan depan dadaa sembari menghindar dari tatapan mata suaminya. "Mas! Kamu itu kenapa sih ngliatinnya gitu banget." "Baju yang dikasih mama mana? Kenapa nggak kamu pakai, hem?" "Siapa bilang nggak aku pakai. Sudah aku pakai kok." "Mana? Kamunya malah pakai k