Bukan Gea tidak menyadari jika sejak tadi Gibran sesekali mencuri pandang ke arahnya. Hingga gadis itu sudah tidak dapat lagi menahan diri untuk tidak menegur sepupunya. "Lu ngapain sih dari tadi ngeliatin gue mulu?" Gibran terkekeh. "Enggak. Hanya saja ... tidak menyangka jika sebentar lagi kamu akan jadi istri orang." "Elu juga bentar lagi bakal jadi suami orang," jawab Gea tidak mau kalah. Gibran kembali tertawa. Hanya saja tawa itu terkesan dipaksakan. "Jujur jika boleh memilih, aku lebih suka saat kita masih sama-sama remaja." "Nyadar diri kali, Bran. Kita udah tua. Bentar lagi usia kita juga kepala tiga." "Dan setelah ini aku nggak yakin jika kita bisa sedekat seperti saat kita remaja dulu." "Iyalah. Kita bakal punya kehidupan masing-masing." "Aku harap setelah kamu menikah,