7. Rencana Pulang

1020 Kata
"Kenapa kamu tidak memperpanjang masa kontrak kerjamu, Sha?" Tuan Bumi bertanya dan aku mengerjab-ngerjabkan mata. Setelahnya barulah aku menjawab. "Saya sebenarnya juga masih ingin bekerja di sini. Hanya saja bapak dan ibu saya sudah tua dan meminta saya untuk pulang. Saya sendiri juga khawatir jika berada jauh dari mereka berdua." "Ya. Kamu benar sekali. Bagaimana pun keluarga adalah yang harus kamu utamakan. Jangan sampai kamu menyesal nantinya." Aku hanya mengangguk dan tak ada lagi pembicaraan di ruang makan karena semua sibuk menghabiskan makanan. Selesai dengan acara makan malam, mereka semua berpindah ke ruang keluarga yang merangkap sebagai ruang tamu karena apartemen milik Mister Sam ini tidak seberapa luas. Meme pun ikut bergabung bersama Bu Cindy. Sementara aku memilih membersihkan ruang makan. Hanya saja pembicaraan mereka masih saja terdengar. "Bos ... sepertinya bulan depan saya sekeluarga akan pulang ke Indonesia. Jika masih ada waktu saya akan singgah sebentar ke hotel menemui Anda." "Ke Indonesia? Tumben. Biasanya kamu hanya akan pulang ke Indonesia di saat momen lebaran tiba. Ini lebaran juga masih jauh, Sam." Terdengar tawa kecil Mister Sam. "Aku dan Cindy akan mengantar Alisha pulang ke rumahnya." "Wow ... ini bukan kamu banget, Sam. Pasti ada sesuatu. Kamu dan Cindy sendiri yang langsung mengantar Alisha pada orang tuanya." "Begitulah, Bos." "Babysitter Meme sangat spesial sekali rupanya buat kalian?" Tuan Bumi bertanya dan aku masih mendengar ketika Bu Cindy menjawab. "Tentu saja, bos. Alisha itu gadis yang baik dan rajin sekali. Saya sangat menyukainya." Sungguh aku merasa terharu hingga tanpa aku sadari air mata meleleh di pipi. Buru-buru aku menyekanya dengan punggung tangan tak ingin Bu Cindy atau Mister Sam mengetahui. "Jika saja bos tahu bagaimana kehidupan Alisha. Mungkin juga bos akan melakukan hal yang sama seperti kami." Masih kudengar Mister Sam yang membicarakanku. Betapa baik dan sayangnya mereka padaku melebihi keluargaku sendiri. Mister Sam melanjutkan perkataannya, "Andai saja saya dan Cindy bisa menolong Alisha, mungkin kami sudah menolongnya sejak dulu. Alisha gadis yang baik. Meski usianya masih sangat muda akan tetapi kehidupan yang telah membawanya dewasa sebelum waktunya." Mendengar itu aku langsung terduduk di kursi. Ya, Tuhan. Semoga hubungan dengan keluarga Mister Sam bisa terjalin dengan baik sampai kapan pun juga. Selama ini aku memang sering bercerita mengenai masalah pelik dalam keluargaku. Dan Mister Sam tanpa berpikir panjang dan suka rela ingin meminjamkan sejumlah uangnya untuk membayar hutang pada Pak Asep. Mana mungkin aku mau menerimanya. Sungguh, aku tak ingin merepotkan siapa pun juga termasuk Mister Sam dan Bu Cindy. Mereka berdua sudah begitu baik padaku dan aku tak akan menambah kerepotan pada mereka. Hasil dari aku bekerja pun telah diberikan imbalan yang bahkan sangat banyak jumlahnya. Kuhela napasku. Berat sekali harus meninggalkan keluarga ini. Karena tak sanggup mendengar semua pembicaraan mereka ditambah Mister Sam yang juga memberikan cerita yang baik-baik tentangku, kuputuskan untuk masuk saja ke dalam kamar. *** Sejak pertemuan malam itu dengan Tuan Bumi, hingga detik ini tak lagi aku menjumpai atasan Mister Sam singgah di apartemen lagi. Mungkin saja beliau sudah kembali ke Indonesia. Aku juga mana berani bertanya pun begitu baik Bu Cindy juga Mister Sam tak pernah membicarakan mengenai atasannya itu. Hari-hari aku habiskan dengan meninggalkan banyak momen berharga di tempat ini. Apalagi Bu Cindy yang sering sekali mengajakku keluar membeli banyak barang juga oleh-oleh yang nantinya akan aku bawa pulang ke Indonesia. Waktuku hanya tersisa dua minggu. Yang membuatku semakin berat adalah meninggalkan Meme. Rasa sayangku padanya begitu besar. "Bu ... semoga nanti mendapat pengasuh pengganti yang tepat dan juga sayang pada Meme," ucapku suatu malam ketika aku dan Bu Cindy sedang menemani Meme menonton televisi sembari menunggu Mister Sam pulang. "Sepertinya dalam waktu dekat aku tidak akan mengambil pembantu. Entahlah, Sha. Aku sudah terlanjur cocok denganmu. Aku hanya takut andai mendapat pengganti yang tidak sesuai kriteriaku dan jauh sekali denganmu." "Jika Bu Cindy belum mencoba untuk mencari nantinya juga tidak akan pernah tahu. Saya berdoa semoga kelak andai Bu Cindy mencari pembantu baru, akan mendapat yang lebih daripada saya." "Aamiin. Semoga saja ya, Sha. Kamu juga baik-baik ketika sudah kembali ke rumah nanti. Jika membutuhkan bantuan kami, jangan segan menghubungi. Ingat, Sha! Kita ini adalah keluarga. Tidak ada yang namanya putus hubungan begitu saja di saat kamu nanti sudah tak lagi bekerja padaku. Kau paham maksudku?" Aku mengangguk. "Iya, Bu Cindy. Saya pasti akan sering berkirim kabar dengan Bu Cindy." Bu Cindy tersenyum. Aku pun sama membalas senyuman beliau. Hingga denting bel dari ruang depan membawa Bu Cindy segera beranjak berdiri karena tahu jika Mister Sam yang datang. Benar saja. Mister Sam muncul dari balik pintu. Melihat wajah capek majikanku gegas aku menuju dapur untuk mengambilkan air. "Terima kasih, Sha." "Sama-sama, Mister." Aku duduk kembali di samping Meme yang tengah fokus pada layar televisi yang menyala. Balita itu bahkan tidak peka akan kehadiran papanya. "Sha." "Ya, Mister." "Waktu itu aku sudah berbicara banyak hal dengan Tuan Bumi. Saat kau pulang ke Indonesia nanti dan kamu membutuhkan pekerjaan, Tuan Bumi mau membantu dan siap memberikan pekerjaan untukmu. Aku hanya berpikir saja andai kelak kau tidak lagi bekerja, bagaimana dengan keluargamu? Aku yakin sekali di renternir itu masih akan merecoki keluargamu. Bukan bermaksud menakut-nakutimu, Sha. Tapi memang setahuku begitulah yang namanya renternir. Hutang sudah di bayar masih saja membebankan bunga." Aku diam mendengar penjelasan Mister Sam. Menghitung kembali berapa banyak uang hasil jerih payahku selama bekerja di sini. Rupanya belum menutupi dari sekian ratus juta total utang keluargaku. Namun, aku tak berani menceritakan hal ini pada Mister Sam. Tak mau merepotkan mereka. Biarlah aku akan berpikir ke mana nantinya akan mencari uang sebagai pelengkap agar semua hutang keluargaku bisa lunas tak tersisa. Yang pasti aku akan mencari pekerjaan. Dan tawaran dari Mister Sam tentu saja tak akan aku sia-siakan. Andai aku benar-benar mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan baru nantinya, maka mengambil tawaran kerja dari Tuan Bumi adalah satu-satunya pilihan. "Terima kasih atas bantuannya Mister Sam. Jika nanti saya kesulitan mencari pekerjaan, saya pasti akan menghubungi Mister Sam." "Ingat! Jangan sungkan pada kami. Oh, ya. Nanti aku dan Cindy akan mengantarmu pulang ke Indonesia. Sekalian kita ingin pergi jalan-jalan." "Sekali lagi ... Terima kasih banyak." Ucap syukur tak henti aku lontarkan atas semua kebaikan mereka padaku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN