Bagian Keempat

1016 Kata
-Kabar baik? -  Chloe bertemu dengan Sean lagi setelah dua tahun tidak bertemu. Dia senang tapi juga sedih. Senang karena Sean baik- baik saja. Sedih karena mungkin tidak ada lagi pertemuan setelah ini. Sean mungkin saja akan berperang lagi setelah ini. Apalagi kondisi kota ini sudah hancur lebur. Dan mungkin pertahanan di garis terdepan akan ditingkatkan. Sean terkekeh melihat Chloe yang sedari tadi diam menatapnya. Sean sangat mengerti bagaimana cara membuka tanpa kabar dan juga berita. Tiba- tiba orang terdekat kami menghilangkan rasa jauh lebih disukai orang yang kita kenal memilih yang lain. "Jadi apa kabar, Chloe?" Sean bertanya kabar saat mereka berjalan menuju gedung wanita bersama anak tadi meminta. Sementara Chloe masih sibuk dengan pikirannya. Chloe hanya kaget bertemu dengan Sean dalam kondisi seperti ini. Namun, Chloe juga senang. Sangat. Senang. Chloe mengangguk menyetujui pertanyaan Sean tadi. Dia sampai tidak bisa berbicara sampai sekarang. Sean kembali terkekeh, "kau tidak rindu diterima?" Chloe menghentikan langkahnya, "hei. Kau menghilang selama dua tahun. Dan dengan cara ini kita harus bertemu?" Chloe cemberut membuat Sean tertawa. "Lalu, apa kamu mau kita bertemu setelah aku mati?" Chloe memukul lengan Sean sekuat tenaganya. "Auuu," seru Sean seperti kesakitan padahal tidak sama sekali. "Jangan harap kau mati, jika tidak mati di tanganku." Chloe menghentak-hentakkan mencari berjalan mendahului Sean yang menatapnya gemas "Hei. Kau tidak bisa masuk ke sana tanpaku." Sean berteriak lalu mengejar Chloe "Kenapa tidak bisa?" Sahut Chloe membalikkan Sean Sean merangkul Chloe gemas. "Karena gerbangnya sudah di tutup. Dan jika kamu ada di depan gerbangnya, kamu akan dianggap musuh dan langsung di tembak di tempat. Dan mati." Sean menggambar pistol dengan tiga jarinya lalu mulutnya melepaskan pistol bunyi yang ditembakkan. "Dor .. dor .. dor .. kau mau?" Chloe bergidik. "Sebaiknya kau dekat-dekat denganku saja. Kalau tidak, kau akan dianggap musuh." Chloe diam. Mereka sampai di depan gerbang bangunan pertahanan yang baru. Chloe tahu jika itu dibangun di sini. Cukup jauh dari tempat tinggalnya. Namun harusnya, dari gedung rumah Chloe terlihat. Chloe dan Sean. "Hoi. Sean. Sedang apa kau di sana?" Teriak orang di belakang lampu sorot sedang memegang senapannya "Lihat. Kau tidak percaya setuju?" Chloe menyempil di belakang tubuh Sean. "Menjemput seseorang." Kata Sean balas teriak "Siapkah kamu membukakan gerbangnya?" Tidak lama setelah teriakan terakhir Sean, gerbang yang menjulang tinggi itu berderit terbuka. Hanya sedikit. Tidak sampai semuanya. "Semua orang sudah ada di sini." Ucap Sean, "kau tidak mencari keluargamu?" Chloe menggeleng pelan, dia ingat bagaimana cara mereka meninggalkan dirinya di rumah. Mereka tidak akan peduli jika Chloe mati. Tapi hati kecilnya tentu saja ingin mencari. Tapi tidak dulu untuk sekarang. "Kenapa?" Chloe menatap Sean nanar. "Aku hanya ingin mereka menganggapku mati saja." Chloe menghela nafasnya, " Kenapa ?" Lagi Pertanyaan yang sama dari Sean, "Aku terlalu membiayai mereka saja. Kau sudah tahu." Sean diam. "Bagaimana kalau kau bertemu dengan Gustof?" Tiba-tiba mata Chloe berbinar. "Apa dia ada di sini?" Sean mengangguk sambil tersenyum. "Dia terjebak di kota. Dan beberapa relawan berperahu. Chloe mengangguk, "di mana dia sekarang?" Chloe berjalan masuk ke dalam gedung melewati gerbang dengan dinding besi ditambah beton yang menutupi luar biasa. Ada satu lagi pintu berat yang menjadi pintu masuk utama ke dalam aula luas di dalam gedung ini. Dia aula sana, banyak sekali warga kota yang berlindung. Banyak sekali yang terluka Tentu saja. Ada beberapa tenaga medis yang membantu. Dan mata Chloe terpusat pada satu titik. Itu Gustof. "Aku akan menemuimu nanti. Sekarang kau bisa bersama Gustof." Sean berucap kompilasi Chloe menatap Gustof. Chloe mengangguk dan langsung berlari ke arah Gustof. Sean tersenyum. Gadis itu tidak jauh berbeda saat ditinggal. Masih tetap ceria dan tentu saja ramah. "Tuan." Chloe berucap kompilasi sudah di depan. "Oh. Gadis kecilku." Gustof memegang erat kedua tangan Chloe. "Aku pikir kau di rumah." "Apa kau ke rumahku? Untuk apa, Chloe?" Gustof menatap mata Chloe berbinar. "Memastikan kau ikut selamat bersamaku. Tapi kau tidak menjawab." Gustof kini terkekeh melihat Chloe yang cemberut. "Aku Baik-baik Saja. Prajurit-Prajurit disini Baik. Bagaimana Kau can MASUK kesini? Bukankah-" Gustof TIDAK DAPAT melanjutkan perkataannya ketika memikirkan Gerbang Yang Ditutup Rapat Saat SEMUA orangutan selamat Sudah ADA disini. "Aku bertemu temanku yang seorang prajurit." Sahut Chloe. "Syukurlah. Kau selamat. Chloe mengedikan bahunya lalu ikut duduk dilantai bersama dengan Gustof dan yang lainnya. "Aku belum melihat mereka lagi." "Aku juga. Oleh karena itu, aku khawatir jika kamu mendapat masalah di luar sana." "Syukurlah. Aku hanya punya kau kali ini." Desah Chloe bersandar di dinding. Ruangan ini cukup besar untuk menampung semua warga kota ini. Hanya semestinya bertemu dengan orang-orang terdekat tidak semudah itu. Banyak sekali yang selamat dan banyak yang tidak selamat. Chloe berdoa semoga belajar yang lain ikut selamat dan ada di gedung ini. Mungkin di gedung kedua. Chloe menang jika gedungnya terbagi menjadi empat bagian. Yang pertama di sini. Yang selamat dengan kisaran dua ratus orang pertama di tempatkan di sini. Salah satunya Gustof dan orang terdekat dengan gedung ini. Gedung kedua adalah dua ratus orang selamat kelompok kedua. Dan mengeluarkan keluarga Chloe yang ada di sana. Gedung yang tiga khusus untuk VIP. Keluarga yang memiliki seseorang di keprajuritan. Chloe jadi ingat dengan Orva. Dia anak prajurit yang lumayan tinggi. Dan berharap Orva dan anak beruntung lainnya ada di sana. Yang terakhir adalah gedung tempat tinggal prajurit. Tempat tinggal ini yang paling luas dan besar yang dilingkari dinding kuat ini. Prajurit lajang dan tidak memiliki keluarga atau keluarga lebih dari empat kepala biasa ditempatkan di gedung ini. Chloe menebak, jika Sean pasti berada di gedung ke empat. Dia lajang dan keluarga yang ada ada empat kepala. Ibu, nenek, ayah dan adiknya. Tapi apakah mereka semua selamat? Ayahnya seorang prajurit tentu saja. Maka dari itu, Sean tidak tinggal di gedung tiga. Karena ada pembicaraan di sana. Chloe menatap sekeliling. Orang yang membutuhkan. Tapi saat Chloe berpikiran seperti itu, salah seorang petugas medis jatuh di menyetujui. "Hei. Bangunlah." Itu Gustof. Aku melihat tenaga medis itu. Dia sadar tapi tampak kesakitan. "Dia terluka," gumamku. Kakinya berdarah. Harap dia menyelamatkan diri juga sebelum masuk ke sini. "Kau bisa bantu aku?" Kata petugas medis itu disetujui. Aku menatap sekali lagi tenaga medis perempuan itu. Astaga. Chloe terkaget. Bagaimana mungkin terjadi? Itu adalah gurunya di sekolah. Dan sekarang, dia meminta bantuan Chloe?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN