Bagian Kelima

1002 Kata
-Selamat Datang- "Chloe? Kau bisa menolongnya?" Gustof memberikan Chloe peluang. "Tim medis lain-" Gustof memotong perkataan Chloe, "mereka sibuk menyembuhkan yang lain. Apa kau bisa membantunya?" Tanya Gustof lagi Chloe diam. Dia bisa tetapi protokol medis harus benar-benar dilaksanakan. Chloe tidak punya sertifikat atau pun kata. Dia hanya punya ilmu. Dan dia sedang dilema. Apa itu cukup untuk membantu manusia saat ini disetujui. "Untuk kali ini, kamu hanya perlu membahas bisa atau tidak menolongnya. Kamu tidak akan membahas tentang protokol medis." Ucap Gustof berhasil perkataannya "Apa aku benar?" Sekarang Gustof bertanya pada petugas medis itu. "Aku akan mencobanya." Kata Chloe Dia membuka jaket miliknya, lalu menyingsingkan baju lengan panjangnya. Dan mulai mengambil sarung tangan medis, memakainya dan membersihkan alat medis yang baru saja jatuh tadi dengan larutan NaCl. Chloe menahan nafas lagi kemudian menghembuskannya perlahan. Dia baru saja bisa membuat kulit. Dan sekarang dia dihadapkan pada robekan di sekitar betis manusia. "Aku yakin kamu bisa." Ucap gurunya itu. Chloe mengambil gunting untuk menggunting celana panjang petugas medis itu. "Tolong biarkan dia terlentang." Kata Chloe pada Gustof. Gustof lalu membaringkan perempuan itu. Orang -orang di sekitarnya memperhatikan. "Tolong sedikit menjauh. Dia butuh oksigen." Kata Chloe membuat orang-orang yang menontonnya mundur dua langkah. "Aku akan mencucinya. Tolong tahan." Sahut Chloe pada wanita yang menjadi pasien menyetujui. Perempuan itu mengangguk. Chloe mengguyurkan cairan NaCl itu pada luka. Akan tetapi lebih bersih dari bakteri. Itu yang diharapkannya. "Aku akan mulai dikirim. Karena tidak ada anestesi, aku akan langsung memulainya." Chloe mengambil alat medis yang ada. Benang jahit dan juga jarum jahit. Menggabungkannya lalu mulai menggabungkannya. Petugas Medis Menjahit dengan telaten dan tangan yang ringan membuat garis dan menggunting benang dengan ukuran pas. Itu membuat petugas medis lainnya kaget. Bagaimana bisa serapi itu? Chloe menarik nafas panjang setelah dia menggunting benang jahit pada jahitan ke sebelas. Lukanya memang cukup panjang dan tentu saja sangat panjang untuk Chloe memperbaikinya. Tapi Chloe tersenyum puas sama seperti jahitan pada sosis yang waktu itu pernah Chloe curi dari dapur sang ibu. Jika Chloe boleh sebutkan, nama perempuan itu adalah Kia. Kia adalah guru Chloe di sekolah penampungan dan tentu saja di sekolah yang Chloe kerap kunjungi. Ternyata menantang Kia adalah petugas medis yang tidak disetujui Chloe. Maka dari itu, sebelumnya, Chloe sempat terkaget melihat Kia berada di sini dengan seragam medisnya. Chloe tersenyum pada Gustof yang sedari tadi membantunya dan tentu saja sangat beruntung karena Gustof dulu perawat tetapi tidak menerima karena dia lebih memilih memasak bukan memegang benang dan jarum juga pakaian serba putih. Chloe merebahkan dirinya karena sudah lelah. Dia juga tidak tahu sekarang jam berapa. Matanya mengantuk karena lelah. Dan lebih banyak orang yang sudah menerbitkan alam mimpinya. Chloe berbaring di sebelah Gustof yang sudah terlelap. Mungkin karena lelah juga. Chloe pakai tas punggungnya sebagai bantalan. Tapi lambat akan memejamkan telanjang, tenang di goyang pelan. "Kau-" Yang ditunjuk oleh Chloe mengangguk. Itu adalah anak kecil yang dibimbing tersangkut di reruntuhan tadi. Chloe berhasil diselamatkan. Tentu saja Chloe Ingat anak ini. Anak laki-laki itu tersenyum manis lalu memberikan Chloe kain. "Bagaimana kau bisa ada di sini?" Chloe bertanya karena anak ini dan meminta mungkin ada di gedung kedua. Karena waktu masuk mereka berdua terbentang gerbang gedung tertutup. "Ayahku ada di gedung ini. Dan aku meminta untuk pindah ke sini." Chloe mengangguk mengapresiasi ucapan anak itu. Lalu anak itu menunjuk jauh ke seberang ruangan. Disana ada ibu dari anak laki-laki itu melambai dan juga tersenyum. "Aku mau menghabiskanmu sedari tadi. Hanya kau yang sedang sibuk dengan pasienmu." Chloe terkekeh, "itu bukan pasienku. Status orang itu sama seperti ibumu tadi. Hanya orang atau manusia yang meminta untuk di selamatkan." Anak itu mengangguk pelan, "semoga ini bisa membuatmu tidur nyenyak dan tentu saja dengan hangat." Chloe menerima kain itu. "Kau ada selimut? Untukmu dan keluargamu yang lain?" Laki-laki itu mengangguk lagi, "lebih dari cukup. Kami bertiga bisa menggunakan satu selimut besar." Dia menunjuk orang tidak jauh dari tempat Chloe duduk. Lantas Chloe mengangguk lagi. "Terima kasih jika begitu." "Selamat malam, Chloe." Chloe tersenyum, "baiklah, kau tahu namaku dan aku tidak tahu namamu. Itu tidak adil." Chloe berpura-pura marah. "Aku Regan. Regan William." Chloe tersenyum, "selamat malam, Regan. Semoga kau dan keluargamu panjang umur dan sehat selalu." ------ "Hei. Kau dengar?" Chloe menggeliat kecil. Menatap siapa yang membangunkan padahal dia baru tidur sebentar. Ada Seannu di sana. Sedang menatap Chloe dengan senyum. "Maaf, aku tidak boleh berniat mengganggumu. Tapi bisakah aku menawarkan tempat yang lebih baik?" Chloe terduduk sambil menguap. " Seannu mengangguk kompilasi melihat Chloe bingung. "Kau teman dekatku, aku sudah ijin pada pimpinan untuk membawamu ke tempatku." Chloe semakin bingung. Ke tempat? Tempat Seannu? Di gedung empat? Seannu terkekeh melihat Chloe yang masih bingung. “Banyak teman samping kamarku membawa pacarnya ke kamarnya. Sementara aku sendirian. Jadi aku akan membawamu juga. ” "Kenapa aku?" Seannu mendengus, "aku tidak punya teman perempuan selain dirimu, Chloe." Chloe terkekeh kecil takut dibangunkan yang lain. "Baik. Aku menulis surat dulu untuk Gustof. Besok pagi aku kesini lagi kan? ” Seannu mengangguk. Lalu lihat Chloe mengeluarkan buku yang tidak Seannu pahami. Yang jelas membahas dengan ilmu kedokteran. Chloe menyobeknya kecil lalu memotong pesannya untuk Gustof. Setelah itu dia bangkit lalu mengikuti Seannu tanpa lupa memberikan selimut yang tadi ia pakai pada Gustof karena lantai kamar ini cukup dingin. Chloe Berjalan di Seannu. Sebenarnya, Chloe sangat mengenal Seannu dari dulu sekali. Tapi, Seannu yang sekarang berubah jauh. Tinggi badan yang melebihi jauh di atas Chloe, baju seragam prajurit khas dengan beberapa lencana di d**a dan pundaknya. Dan tentu saja sepatu boot keren itu. "Bagaimana kau bisa tumbuh setinggi ini selama dua tahun?" Seannu tertawa dilorong sepi itu. Pertanyaan dari Chloe membuatnya sakit perut. "Aku harusnya yang bertanya padamu." Seannu bertanya raut wajah Chloe yang bertanya-tanya dan menerka-nerka apa yang akan Seannu tanyakan "Apa kau tidak makan banyak dan sehat?" Chloe mengerutkan keningnya bingung. "Kau benar-benar makan yang cukup kan?" Chloe berhenti berjalan. Lalu biarkan kembali Seannu membalik. Seannu kini menatapnya. "Kau harus perbanyak makanan bergizi." "Langsung pada intinya saja, Seannu." Kesal Chloe. “Bagaimana kau tidak bertumbuh selama dua tahun? Kau memang sependek ini? ” Sial. Umpat Chloe dalam hati.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN