Tujuh

1067 Kata
Maaf banyak typo Seminggu sudah berlalu sejak Damar b*****t mencampakkannya bagai sampah dengan anak yang ada dalam perutnya. Apa kabar dengan Bulan? Apakah Bulan hidup dengan terpuruk dan hancur selama seminggu ini? Jawabannnya... TIDAK! Bulan tidak hancur dan terpuruk. Hatinya memang sangat sakit dan sesak hingga saat ini, tapi masih bisa Bulan atasi. Bulan malah seminggu yang sudah berlalu hidupnya bahagia-bahagia saja dengan sang calon anaknya. Bodoh kalau Bulan terus menangisi dan meratapi keadaannya yang di campakkan bagai sampah busuk, sedang Damar b*****t baik-baik saja dan bahagia dengan kekasih barunya yang laknat karena sudah merebut Damar dari Bulan. Dan Bulan sudah merelakan Damar untuk perempuan malang itu, perempuan itu malang? Ah, Bulan saja di campakkan padahal mereka sudah jalin hubungan selama 4 tahun. Karma dan balasan atas jeritan hati orang yang teraniya pasti akan Damar dapatkan dan wanita itu dapatkan nantinya, lihat saja. Dan lupakan tentang Damar laknat itu, intinya hidup Bulan happy-happy saja selama 1 minggu ini, dan Bulan semakin bahagia di saat 2 hari yang lalu ada panggilan masuk dari seseorang yang sangat Bulan tunggu sejak dua bulan yang lalu, yang Bulan rindukan, dan ingin Bulan temui. Orang itu adalah papa Bulan yang entah kenapa tidak terlalu suka pada Bulan padahal Bulan adalah anak kandungnya. Dan kebahagiaan Bulan semakin berlipat-lipat ganda, tidak hanya menelpon dan menyuruhnya untuk pulang, papa dan mamanya membagikan kabar bahagia pada Bulan juga yaitu tentang kakaknya yang akan nikah 4 hari lagi. Akhirnya, setelah menjalani pertunangan selama 4 tahun lamanya dengan Kak Tedja. Kakaknya Pelangi akan menikah 4 hari lagi. Dan oleh karena itu, Bulan pagi ini akan ke butik untuk membeli baju yang cocok dan pantas untuk ia kenakan di hari bahagia kakaknya nanti. Tidak ada baju seragam keluarga. Baju bebas, dan Bulan di suruh langsung membeli baju yang pantas di sini. Kakaknya dengan sifat sederhananya, ingin menikah secara sederhana, dan privat. Padahal Kak Tedja adalah anak salah satu orang kaya di kota mereka. "Ah, mama sudah cantik. Fressss, makasih sayang, kamu nggak terlalu merepotkan mama dengan mual atau morning sicknnes,"Ucap Bulan dengan senyum lebarnya di depan cermin hiasnya. Bulan mengenakan dress setinggi lutut, lengan pendek, dengan motif polos warna hitam, sangat kontras dengan warna kulit Bulan yang putih bersih, dan sejak hamil, Bulan suka dengan warna hitam. Dan tangan putih lentik Bulan mengelus perutnya selembut bulu di bawah sana. Nggak salah Bulan mempertahankan anaknya. Anak yang akan ia lahirkan di luar nikah. Karena seminggu yang lalu, hingga saat ini, Bulan selalu merengek dan berdoa pada Tuhan dan merengek pada anaknya, agar ia yang masih rapuh dan lemah karena baru saja di campakkan tidak di repotkan lagi dengan rasa mual dan ingin muntah. Dan anaknya super baik. Padahal sedang hamil muda, malah Bulan sangat bersemangat, gesit dan lincah. "Kamu anak yang benar-benar penurut, nggak salah mama mempertahankan kamu untuk mama lahirkan di dunia ini 7 bulan lagi," ***** Sejenak, Bulan tertegun di depan pintu butik yang menjadi langgannannya dengan Damar. Butik yang bisa memberikan baju atau gaun yang Bulan inginkan, yang cocok dengan selera dan kesukaan Bulan. Sehingga 4 tahun Bulan ada di kota ini untuk kuliah, hanya butik ini yang akan Bulan datangi apabila Bulan ingin menyenangkan dirinya, dan juga untuk membeli baju untuk pesta dan sebagainya. Butik ini, menyimpan kenangan yang sangak banyak antara dirinya dan Damar. "Tidak! Tidak lagi, Bulan. Jangan mengingat laki-laki itu lagi, please."Bisik Bulan pelan, kepalanya menggeleng tegas. Dan di saat Bulan sudah bisa mengusai diri dan mengontrol emosinya, Bulan memasuki dengan langkah elegan butik Ayla ini. Tapi, sial! Baru... baru beberapa langkah Bulan memasuki butik, langkah Bulan terhenti di saat Bulan menghirup aroma yang sangat Bulan kenal siapa pemiliknya, dan itu adalah aroma milik Damar. Damar yang berdiri tepat di depan Bulan saat ini dengan ponselnya yang sedang laki-laki itu otak-atik, tapi setelah melihat Bulan ada di depannya. Tangan Damar yang lincah mengotak-ngatik ponselnya terhenti. "Bulan...,"Bisik Damar pelan dengan tatapan yang menatap dalam dan tajam pada kedua da*a Bulan yang terlihat sangat menojol dan besar saat ini, da** Bulan yang besar dan berisi jelas karena kehamilan wanita itu, dan dres yang Bulan pakai saat ini juga agak ketat. Dan Bulan? Menyahut atau menjawab ucapan Damar? Jawabannya Tidak! Bulan dengan elegan membuang wajahnya kearah lain, mendecih sinis, dan langsung melenggang meninggalkan Damar yang masih fokus pada kedua da*a Bulan yang montok dan padat. Tapi, sial! Baru dua langkah Bulan melangkah. Damar menahan pergelangan tangannya. Dan Damar... "Kamu tidak menyapaku? Jangan sombong, Bulan. Jangan lupa, kita berdua bahkan pernah tukaran ludah, dan bantal. Pernah menyatukan diri sambil mendesah nikm----," Ucapan Damar terhenti, bahkan Damar melepaskan kasar pergelangan tangan Bulan melihat Bulan yang siap untuk meludahi wajahnya. Dan Damar, tanpa menatap kearah Bulan lagi, tanpa pamit pada Bulan sudah melenggang pergi meninggalkan Bulan. Bulan yang sedang membendung rasa sesak dan sakit di hatinya. Dan hati Bulan semakin sesak dan sakit di saat Bulan melihat kemana Damar melangkah. Damar di depan sana, di depan manekin-manekin yang menjadi tempat faovkrit Bulan untuk memilih dan melihat dres dan gaun yang Bulan sukai dengan seorang wanita berpenampilan sangat seksi. Dan sakit hati Bulan, karena Damar dan wanita yang membelakangi Bulan bukannya memilih pakaian, tapi Damar dan wanita itu dengan tidak tahu malunya malah sedang berciuman dengan ciuman sangat dalam dan intim. "Siapa wanita itu? "Bisik Bulan dengan suara dan bibir yang bergetar hebat menahan tangis. Sedang Damar? Laki-laki itu sudah melepaskan ciumannya pada wanita yang sudah mencuri hatinya itu. Lalu Damar.... "Ada Bulan di belakangmu, Sayang...,"Bisik Damar lembut tepat di depan telinga wanita yang Damar panggil sayang. Dan tubuh wanita itu terlihat menegang kaku mendengar ucapan Damar barusan. "Dia nggak lihat kita kan? Terutama dia nggak lihat aku kan?"tanya perempuan itu panik. Mendapat gelengan tegas dari Damar. "Dia nggak lihat kamu, Sayang "Ucap Damar lembut membuat wanita yang Damar panggil sayang menghembuskan nafasnya lega dan berucap beribu kata syukur dalam hatinya. Intinya perempuan itu merasa sangat lega dan bersykur Bulan tidak melihatnya. Karena apabila Bulan melihatnya... semuanya bisa kacau sebelum hari pernikahannya. Bagaimana tidak kacau, kalau wanita yang Damar panggil sayang adalah kakak perempuan Bulan. Kakak kandung Bulan. Kakak satu ibu dan satu bapak Bulan. Dan kakak kandung Bulan yang sudah merebut Damar dari Bulan hanya dalam waktu sekejap.... Tbc Satu kata untuk Damar dan Kakak Bulan apa? Suka Bulan yg slalu balas perbuatan jahat Damar? Mau nggak karma kakak bulan di buat mandul aja nanti? Biar serrrruuuu... Damar mampus gk bisa punya anak... sedangkan Bulan udah ada Star... hehehe
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN