32. Kau Sudah Sangat-Sangat Mencintaiku, Bukan?

1879 Kata

Zara's PoV "Please, Zara. I think ... I need your help again." "Tanyakan kepada Janna." "Apakah dia bersedia untuk kuajak menyempurnakan separuh agama?" Aku menggaruk pelipis kiriku dengan menggunakan jari telunjuk tangan kiriku—karena mengganggur—ketika ketiga kalimat barusan mampu merogoh kedua telingaku berkat fasilitas speaker di ponsel pintarku. Di atas kasur nan empuk, aku duduk dengan kedua kaki lurus ke depan dan belakang badan tersandar ke kepala ranjang, diam-diam merasa terganggu karena acara bersantaiku di kamar harus buyar seketika setelah mengangkat panggilan dari laki-laki kesepian di seberang sana. "Kau tidak main-main dengan ucapanmu barusan?" tanyaku. "Mana mungkin aku bermain-main untuk masalah serius." Sungguh, nih? Aku tidak menyangka kalau akan menerima sahutan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN