rumit

436 Kata
Arini sedang duduk di depan cermin rias di salah satu salon ternama, menatap sosok cantik dan anggun di depan cermin rias salon Arini sempat tak percaya jika bayangan dalam cermin itu dirinya, pagi tadi dia sudah di jemput oleh sita , entah apa yang ada di benak dasita saat ini dia seakan ingin membuat Arini nampak menarik di mata Rafa , Arini sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran dasita, dia merasa dasita sangat aneh disaat anaknya butuh dukungan dari ya dia malah mencarikan istri baru untuk menantunya, bahkan tanggal pernikahan mereka pun di percepat. "Maaf Bu tapi bisakah saya bicara sama pak Rafa sebentar, ucap Arini pada dasita yang sedang terlihat sibuk dengan segala persiapan pernikahan itu.darsita lalu menoleh pada Arini, "kamu mau bicara apa sama Rafa Rin?, Gini buk saya masih ngerasa ini semua salah ibuk nggak ngerasa kalo kita jahat sama mbak Kinanti, Hurfffmm... Desahan panjang keluar dari mulut dasita " gini Rin kamu mungkin bingung sama apa yang sudah jadi keputusan ibu tapi percayalah ini yang terbaik untuk semuanya, sudah jangan protes lagi lakukan saja tugasmu dengan baik ok?, Putus darsita sekali lagi tak terbantahkan, " tapi buk bisa tidak kita lakukan pernikahannya secara tertutup saja , cukup kita saja yang tau saya mohon buk jujur saya malu karena baru cerei langsung nikah lagi saya mohon buk , darsita nampak berfikir dia merasa itu ide yang sangat bagus dengan begitu orang orang hanya tau Kinan saja istri Rafa dan Rafa tidak perlu memperkenalkan Arini sebagai istrinya dengan begitu posisi Kinan tetap aman," Hem baiklah ibu setuju kalo gitu besok kalian nikah , lagi lagi darsita mengambil keputusan sepihak bagi mereka, kalo gitu ibuk Anter kamu pulang, tolong besok kamu persiapkan dirimu ok . Sungguh Arini sangat terkejut dan bingung kepalanya tersa mau pecah memikirka semuanya, dia hanya bisa pasrah dengan apa yang sudah darsita putuska semua ini demi anak anaknya , dia terus menyakinkan dirinya setelah pernikahan ini semua akan baik baik saja. Setibanya di rumah Arini melihat anak anaknya sudah tertidur pulang dia menciumi kening kedua anaknya dan berkata " maafin bunda sayang akhir akhir ini bunda jarang temani kalian tapi bunda janji akan memberikan yang terbaik untuk kalian sayang. Arini merebahkan tubuhnya di kasur sederhana miliknya, dia ingin istirahatkan tubuh dan hatinya yang begitu lelah. Saat berbaring dia terus berfikir kenapa semua ini terjadi pada dirinya, kenapa hidupnya begitu rumit, membayangkan Rafa akan menikahinya membuat dirinya mual seorang pria yang tampan dan mapan besok akan jadi suaminya tapi pria itu bahkan tidak pernah menatapnya semoga saja pria itu tidak membencinya sungguh dia tidak perna bermaksud ingin merusak pernikahan siapa pun .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN