tak terbantahkan

573 Kata
Bab 4 Darsita mulai mengatur pertemuan Rafa dan Arini , mereka bertemu di suatu restoran , saat Arini tiba darsita memperkenalkan Rafa pada Arini, " nah Fara kenalkan ini Arini perempuan yang ibu maksud dan Arini ini Rafa mantu saya mereka pun berjabat tangan, saat itu Rafa terlihat enggan dengan keinginan mertuanya tapi dia tidak bisa berbuat apa apa karena mertuanya mengancam akan memindahkan Kinan kerumah sakit lain dan dia tidak boleh lagi melihat istrinya itu, tentu Rafa tidak mau itu terjadi sekalipun istrinya tidak perna sadar tapi dia tdk sanggup tanpa melihat wajah istrinya dalam sehari, sementara Arini tercengang melihat betapa sempurnanya seorang Rafa ini."astaga kukira mas rayyan satu satunya pria yang mampu membuatku kagum, ternyata suami orang ini lebih menawan tuhan" ucap nya dalam hati. Setelah perkenalan itu merekapun makan dengan dalam diam rayyan pamit lebih dulu karena mendadak dapat telpon penting dari kantor ," mah Rafa harus kekantor sekarang ada rapat penting sama klien, yaudah kamu boleh pergi, Arini hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap Rafa dengan malu. Menyadari jika Rafa mungkin tdk nyaman dengan penampilan Arini yang sederhana sita tadinya ingin cuek saja pada penampilan Arini dia berfikir begitu lebih baik dari pada cantik nanti Rafa malah jatuh cinta, tapi dia juga merasa terganggu dengan penampilan Arini yang sederhana jadi dia memutuskan membawa Arini ke butik agar kelak jika mengantar Vina ke sekolah dia tidak malu maluin, kembali lagi semua demi cucunya. ​Sesampai di butik Arini heran melihat sita yang mengambil begitu banyak baju yang nampak sederhana tapi elegan ,dalam hati dia berkata, " dasar orang kaya belanja pakaian mahal macam ambil pakaian dari jemuran aja, sekedar melihat harganya saja Arini langsung merinding, ngapain juga saya di bawa kesini kan cape habis ketemu pak Rafa badanku jadi lemmes, cape jiwa dan raga deh rasanya ya ampun kapan sih saya bisa pulang kangen anaka anak rasanya, Arini Masi sibuk dengan fikiranya saat darsita memanggilnya,"Arini kamu mikir apasih bukannya milih baju kamu malah bengong ayo kamu cobain semua ini, kata sita sambil menunjuk semua gaun yang di pegang oleh pegawai toko itu, "ee.. apah... Bu? Ma..Mak..sudnya sa..saya yang pakai semua ini, ucapnya tebata bata sambil menunjuk wajahnya dengan tatapan tak percaya pada darsita, " ya iyalah masa baju model kaya gini saya yang pake ya nggak cocoklah Rin, jawabnya pada Arini spontan. Hehe tapi kayaknya nggak usah deh buk soalnya saya nggak berencana beli, lagian sepertinya saya harus buru buru pulang anak anak nungguin saya buk maaf ya, tolakarini sehalus mungkin. Oh... Ya udah kalo gitu mbak tolong semua ini di bungkus yah oh.. yg di sana jg totalin semuanya, "baik nyonya, jawab pegawai tokoh yang melayani mereka. Arini hanya melongo tak tau harus ngomong apa darsita terus mengambil keputusan sesuai keinginannya dan seakan tak terbantahkan. besok kamu ada waktukan ibu jemput kamu besok kita harus kesalon, ucap darsita singkat, hah... kesalon buat apa buk?, tanya Arini bingung, "ya buat dandanin kamu bentar lagi kan kamu nikah Sama Rafa jadi kamu harus ubah penampilan kamu, bukan bermaksud merendahkan Rin nanti Rafa dikata pelit sama istri lagi kalo kamu tampil seperti ini, mendadak hati Arini bergetar mendengar darsita menyebut dirinya istri dari Rafa yang mempesona itu, dan entah kenapa sulit bagi Arini menolak semua keinginan darsita seolah setiap kata yang di ucap darsita perintah yang tak terbantah, mungkin hal ini juga yang di rasakan Rafa sehingga tak bisa berbuat apa apa lalu bersedia dengan hati yang enggan menerima ide gila mertuanya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN