Selanjutnya suasana di SMA Kusuma masih seperti biasa.
Atan yang menjaili Naya dan Dirga yang makin mesra dengan Fray.
Kadang mereka sering berpapasan seperti hari ini. Dirga, Fray, Naya, Atan, Bagas dan Aryo berpapasan di lapangan parkir saat Atan dkk baru turun dari mobil Atan. Dan Dirga dan Fray yang baru turun dari mobil Dirga.
Dirga langsung memeluk pinggang Fray dan mengajak cewek itu pergi sementara Atan langsung merangkul pundak Naya, berusaha mentransfer energi agar sahabatnya ini kuat. Tapi yang Dirga tangkap adalah Atan yang memanas-manasinya dengan senyum penuh kemenangan.
Sementara Bagas malah memeluk dirinya sendiri, Aryo menautkan alisnya, heran bercampur geli. " Abisnya gak ada yang meluk kayak gitu," ucap Bagas dengan wajah melasnya.
Aryo memutar bola matanya dan memilih untuk segera meninggalkan sahabatnya itu.
" Aryo mah jahat!" teriak Bagas sambil mengejar cowok itu.
.....
" Jadi akhir minggu ini temenin ke puncak ya. Aku mau reunian sama temen disana," ucap Fray dengan nada sok manja sambil memeluk lengan Dirga.
" Kenapa gak di Jakarta aja sih? Ngapain coba ke puncak?" Dirga gak tertarik sama sekali. Apalagi harus menempuh perjalanan jauh ke puncak bersama Fray. Perjalanan dari rumah Fray ke kampus yang cuma butuh waktu sepuluh menit aja bikin Dirga bosen setengah mati.
" Temen-temen aku kebanyakan orang Bogor. Lagian suasana di sana bagus buat kumpul-kumpul."
Dirga hanya bergumam, gak tertarik untuk membalas ucapan Fray.
" Ya ya ya?" Fray menarik-narik lengan Dirga.
" Iya !" jawab Dirga dengan terpaksa.
.....
Plak!
Naya menjitak kepala Atan dengan buku cetaknya karena kesal. Cowok itu menyembunyikan buku cetaknya di ventilasi jendela kelasnya, membuat Naya harus menaiki meja untuk mengambilnya.
" Aduh, Nay! Sakit!" Jerit Atan sambil memegangi kepalanya yang berdenyut. " Gak pinter-pinter dah gue!"
" Makanya gak usah jailin gue mulu setan!"
Atan terkekeh.
Bagas menyenggol lengan Aryo yang sedang main game di ponselnya." Apaan sih?" Aryo merasa terganggu.
" Gue bahagia liat Atan sama Naya berantem," ucap Bagas sambil senyam senyum ngeliatin Atan dan Naya yang masih adu mulut di depannya.
" Terus kenapa laporan ke gue?!!" tanya Aryo yang gak beralih dari ponselnya. " Ah mati!!! Elo sih!!!" Ia pun mengapit leher Bagas dengan lengannya seperti biasa. " Jangan gangguin gue kalo lagi maen game!"
" Ampun Yo ampun!!" Jerit Bagas.
......
Langit sore ini berwarna abu-abu menandakan sebentar lagi siap menumpahkan isinya.
Naya berjalan mengikuti Aldo dan masuk ke sebuah supermarket untuk belanja bulanan mereka.
Naya mendorong keranjangnya mengelilingi rak-rak tinggi yang berisikan roti beserta toples-toples selai. Aldo mengambil beberapa bungkus mie instan yang langsung ditepuk sama Naya. " Gak ada mie instan lagi kak. Lo harus hidup sehat. Kalo tante Mirna tau lo bisa dipotong duit jajannya. Mau?" ucap Naya sambil melotot.
Aldo menghela napas dan mengambil beberapa bungkus roti tawar yang berada disebrang rak mie instan . " Puyeng dah punya adek bawel gini," ucapnya pelan.
" Gue denger loh," ucap Naya setelah memasukkan satu toples selai kacang ke keranjangnya lalu mendorongnya melewati Aldo.
" Loh Naya," ucap seseorang yang sedang menenteng tas belanjaannya sambil berjalan menghampiri Naya. Wanita itu tersenyum. Tante Fani. Ibunya Dirga.
Naya balas tersenyum dan menyapa dengan sopan wanita didepannya ini." Tante Fani. Kebetulan banget."
" Siapa, Nay?" tanya Aldo sambil menenteng beberapa ciki ditangannya lalu memasukkannya ke keranjang.
" Ini nyokapnya Dirga kak. " Naya langsung memperkenalkan Tante Fani ke Aldo. Aldo menyapa tanye Fani sambil menyalaminya dengan sopan. " Kakak aku tante."
Fani mengangguk mengerti karena melihat kemiripan di antara wajah keduanya. " Kamu kok gak pernah main lagi ke rumah? Dirga malah ngajak cewek lain ke sana. Padahal tante kira kamu pacaran sama anak tante."
Naya hanya tersenyum. Jadi Dirga udah bawa Fray ke rumah. Sepertinya cowok itu memang menyukai Fray. " Gapapa Tante. Aku sama Dirga temenan aja kok."
Fani cemberut. " Tapi Tante maunya kamu sama Dirga. Bukan cewek manja itu."
Naya terkekeh. Bahkan Ibunya Dirga sendiri sadar kalo Fray gak pantes buat Dirga. Tapi kenapa Dirga bisa suka sama Fray coba. " Jodoh gak kemana kan hehehe "
Fani tersenyum kemudian mengusap tangan Naya dengan lembut. " Ya udah lain kali kerumah Tante lagi ya. Biar tante masakin," ucapnya sebelum pergi. Naya hanya mengangguk.
" Jadi hati camernya udah didapetin tapi hati anaknya belom hmm?" ledek Aldo setelah tante Fani pergi.
" Apaan sih lo kak! Sotoy!" sahut Naya sambil mendorong keranjangnya lagi menjauhi Aldo.
Aldo masih membuntuti dibelakang Naya sambil tertawa. " Gue kira Dirga suka sama lo."
Naya berdecak kesal. " Emang dasar cowok sukanya maenin perasaan cewek." Geramnya sambil melempar sekotak biskuit ke dalam keranjangnya.
" Makanya gue gak suka cowok," jawab Aldo lalu merangkul adik semata wayangnya itu. Naya malah tertawa mendengar jawaban kakaknya yang konyol itu.