" Jangan pernah ganggu Naya lagi! Mau lo apa sih sebenernya!" Dirga langsung membuang kotak bekal yang Fray berikan padanya sehingga isinya tumpah berantakan di rumput.
Fray gak peduli. Dia tersenyum menatap Dirga yang sekarang menatapnya dengan tatapan membunuhnya.
Flashback on
Dirga melihat Atan, Naya, Bagas dan Aryo sedang mengobrol di tepi lapangan basket. Sepertinya Naya habis nganterin minuman buat temen-temennya itu. Tadinya ia gak mau terlalu peduli dan mau langsung pergi ke taman buat nemuin Fray, tapi ucapan Atan membuatnya berniat untuk menguping pembicaraan mereka.
" Fray berbahaya, Nay. Jangan deket-deket sama dia," ucap Atan dengan wajah serius. Bagas, Naya dan Aryo menatap Atan dengan wajah yang gak kalah serius. " Gue liat dia ngobrol sama Reina. Gue gak denger sih mereka ngomongin apa tapi dia nunjuk-nunjuk lengan kirinya."
Naya keliatan kaget. " Serius lo? Emangnya Reina kenal sama Fray?" Ia mengerutkan keningnya memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
" Gak tau tapi gue tau dia ngasih tau kelemahan lo ke Reina. Makanya Reina selalu nyerang ke lengan kiri lo."
Bagas dan Aryo hanya mengangguk setuju karena mereka emang curiga juga.
Naya juga sebenernya curiga kenapa Reina bisa tau titik lemahnya, tapi ia gak nyangka kalo Fray yang ngasih tau. " Fray tau darimana coba? Kenal gue aja baru. Gue juga gak pernah ngobrol sama dia soal lengan gue yang cedera."
" Kemungkinan terbesar, Fray tau banget soal lo, Nay."
Naya terdiam. Dan Dirga langsung pergi.
" Lo gila ya? Lo mau nyelakain Naya?!"
" Lebih tepatnya ngancurin hidup dia. Fisik dan hatinya kalo bisa gue ancurin," ucap Fray dengan sorot mata penuh dendam.
" Dia salah apasih sama lo? Dasar gila! Jauhin Naya! "
Fray tersenyum meremehkan. " Kalo gue jauhin Naya, apa yang bakal gue dapetin hmm?"
" Gue, " ucap Dirga dengan sangat yakin. " Gue bakal lakuin apa aja asal lo jangan usik Naya lagi. Tapi lo harus nurut sama omongan gue buat jangan gangguin Naya."
" Oke. Tapi lo juga harus nurut sama gue dan gue gak bakal ganggu Naya lagi. Lo udah lebih dari cukup kok." Fray mengusap wajah Dirga dengan lembut kemudian pergi meninggalkan cowok itu.
Dirga mengeram kesal. Walaupun ia harus mengorbankan dirinya sendiri menjadi b***k Fray, jauh lebih baik dibanding Fray menyentuh Naya sedikit aja. Ia harus menjauhkan Naya dari jangkauan Fray. Bahkan jika ia sendiri yang harus membawa Fray jauh.
" Dasar bego!" Geram Bara dari balik pohon ceri. Ia mendengar semua pembicaraan Dirga dan Fray. Kenapa cowok itu malah mengorbankan dirinya sendiri demi Naya? Padahal jelas-jelas Fray mau ngancurin Naya lewat Dirga. " Kenapa cowok kalo lagi jatuh cinta jadi bego sih!"
......
" Kak! Bangun kak! " Fray terus mendorong-dorong tubuh Dilan yang tergeletak penuh luka lebam di halaman belakang sekolahnya. " Lo jangan mati! Nanti gue sama siapa!!" Ia mengusap mata dibalik kacamatanya dengan kasar, mengusir semua genangan air dimatanya.
Hingga seseorang datang. Cowok dingin yang beberapa hari yang lalu terlihat begitu kacau karena bertengkar dengan Atan, salah satu most wanted di SMP Kartika yang telah merebut Kanya darinya.
Dirga.
Cowok itu menatap tubuh Dilan datar kemudian tanpa bicara ia mengangkat tubuh Dilan dan membawanya ke taksi yang ia berhentikan di jalan. Fray ikut masuk kesana setelah merapikan seragamnya yang acak-acakan dan penuh bercak lumpur bercampur darah Dilan.
Fray menatap Dirga yang sama sekali gak bicara di samping supir taksi. Diam-diam ia memperhatikan rahang Dirga yang tegas dengan hidung bangirnya dan tatapan tajam cowok itu.
Sejak itu Fray jatuh cinta sama Dirga. Kakak kelasnya. Tapi kemudian ia bercermin, menyadari bahwa dirinya sama sekali gak pantes buat Dirga. Dengan noda bekas jerawat hampir di seluruh wajahnya dan kacamata tebal yang membantu penglihatannya.
Bahkan Dirga sama sekali gak meliriknya. Kecuali saat cowok itu pamit padanya setelah memastikan Dilan sudah dalam penanganan dokter.
Bahkan saat Dilan koma beberapa hari hingga akhirnya kakaknya itu meninggal, Dirga gak pernah muncul lagi di sana.
Sosok Naya malah muncul setelah Dilan menghembuskan nafasnya yang terakhir kali.
Sosok yang bahkan sangat gak Fray harapkan. Karena cewek itu adalah awal dari kehancuran kakaknya, juga kehancuran dirinya.
Fray terbangun dari tidurnya, mimpi soal masa lalunya yang menyedihkan itu. Ia mengambil ponselnya dan melihat foto Dirga yang selfie bersamanya. Tapi cowok itu selalu pasang wajah dingin, bahkan ketika Fray sudah cantik seperti ini. Dirga masih gak memandangnya sedikit pun. Hanya karena seorang Khanaya Felicia.
Cewek yang membuat hidup Dilan hancur, dan hidup dirinya semakin hancur.
Fray menyeringai. Setidaknya ia bisa mendapatkan diri Dirga sekarang walaupun hatinya belum. Rencana balas dendamnya berjalan sangat sempurna. Tadinya ia hanya harus merebut Atan dari Naya agar membuat cewek itu hancur, karena ia tau Naya sangat menyukai Atan lebih dari sahabat.
Sayangnya Naya malah deket sama Dirga dan kenyataan pahit bahwa mereka saling jatuh cinta. Tapi sebelum semuanya berakhir happy ending, Fray jelas lebih dulu menghancurkannya lagi.
Bahkan rencananya berjalan jauh lebih baik dari sempurna. Karena ia berhasil menghancurkan hati Naya dan mendapatkan Dirga sekaligus. Keuntungan yang baik bukan?
Setidaknya merebut Dirga dari Naya, sudah cukup membuag hati Naya sama hancurnya dengan hatinya dulu saat kehilangan kakak kandungnya sendiri, Dilan.